Daftar Donatur Palestina
Apakah ada langkah yang keliru dalam logika politik untuk meraih kekuasaan? Sama sekali tidak ada yang salah dalam setiap pilihan politik yang diambil termasuk bagaimana cara mem-branding politisi untuk meraih puncak kekuasaan. Perkembangan digitalisasi yang semakin pesat memberikan peluang besar bagi para politisi untuk membangun persona mereka yang dianggap mampu menarik simpati masyarakat.
Kuasa Media
Meminjam istilah dari Sri Indiyastutik dalam bukunya Disensus bahwa tatanan sosial dan tatanan politik adalah dua realitas yang berbeda. Esensi tatanan sosial merupakan sebuah kelembagaan simbolik dari yang sosial. Sebuah tatanan yang menentukan bagaimana cara bertindak, cara berada, dan cara berkata. Realitas inilah yang seringkali tidak bisa dibedakan oleh masyarakat karena tersamarkan oleh konstruksi kepentingan politik.
Perlu diingat bahwa realitas politik yang terbentuk atas kuasa media sudah dikemas sedemikian rupa sehingga ditampilkan seolah-oleh fenomena yang terjadi secara alami. Menurut Hamad (2004) bahwa liputan politik oleh media memiliki dimensi opini publik yang diharapkan oleh politisi karena tujuan dari pembentukan realitas politik adalah bagaimana mengubah persepsi masyarakat.
Sebagai konsumen berita, masyarakat harus menyadari bahwa setiap realitas politik yang diberitakan memiliki pesan tersendiri minimal mengandung tiga karakteristik yaitu language of politic, framing strategies, dan agenda setting function. Ketiga karakteristik tersebut bisa dijadikan dasar untuk menganalisis setiap sajian liputan politik.
Language of politic artinya sebuah berita yang ditampilkan menggunakan simbol-simbol politik yang diartikulasikan dalam berbagai bentuk, baik secara tersirat maupun didemonstrasikan secara terbuka, tetapi sepanjang menggunakan simbol politik maka seharusnya dapat dipahami bahwa realitas yang ditampilkan tersebut merupakan realitas politik by design.
Framing strategies merupakan bentuk lain dalam hal mengemas pesan yang ingin disampaikan. Hal ini biasanya dilakukan berkelanjutan untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap politisi. Sebelum melakukan framing terhadap citra seorang politisi, maka dilakukan riset mendalam seperti apa kecenderungan masyarakat menyukai pribadi pemimpin. Keberhasilan presiden Jokowi memenangkan politik elektoral selama dua periode tidak terlepas dari keberhasilan timnya mengubah persepsi masyarakat bahwa Jokowi merupakan pemimpin yang merakyat dan sederhana.
Kedua hal tersebut merupakan bagian dari fungsi agenda media karena media merupakan instrumen paling ampuh dalam mengkonstruksikan realitas politik di tengah masyarakat. Selain itu, media massa termasuk media sosial juga menjadi media komunikasi politik oleh para politisi sehingga apa yang disaksikan oleh masyarakat adalah pertarungan wacana antar rival politik yang selalu ditampilkan terus menerus. Masyarakat tidak mendapatkan pendidikan politik yang memadai sehingga proses demokrasi yang ideal.
