Kisah Abu Nawas: Peramal Dikerjai Habis-Habisan, Ternyata Abu Nawas Jauh Lebih Hebat

Peramal Dikerjai Habis-Habisan
Peramal Dikerjai Habis-Habisan. Foto: pixabay
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Tadi katanya Anda bisa tahu apa yang akan terjadi pada diri Anda sendiri. Seharusnya sebelum aku memukul, Anda sudah menghindar. Berarti Anda pembohong!” ujar Abu Nawas.

“Tidak wahai anakku. Sebenarnya aku sudah tahu, bahkan sebelum kau datang ke sini,” kata si peramal berpura-pura.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Tapi kenapa Anda tadi tidak mengelak sewaktu aku pukul?” tanya Abu Nawas.

“Itu aku sengaja membiarkannya,” jawab peramal palsu tersebut.

“Baiklah. Sekarang coba tebak apa yang akan menimpamu lagi?” tanya Abu Nawas sambil mengangkat tongkatnya.

Si peramal buru-buru menjauh dari Abu Nawas. “Kamu pasti akan memukulku,” jawab si peramal palsu.

“Anda salah,” balas Abu Nawas.

Bersamaan dengan itu Abu Nawas menghancurkan barang-barang yang digunakan sebagai sarana perdukunan di ruangan tersebut. Seketika di sana berantakan, banyak barang pecah akibat pukulan tongkat Abu Nawas.

Tidak terima dengan perilaku Abu Nawas, peramal palsu itu lalu mengadukannya kepada Tuan Hakim.

Singkat cerita, Abu Nawas dan si peramal palsu diundang ke pengadilan.

Di depan Tuan Hakim, si peramal palsu menuntut Abu Nawas dihukum berat, sebab telah memukul dirinya dan membuat onar di rumahnya.

“Hai Abu Nawas, apa alasanmu sampai tega memukul dia dan kenapa kau menghancurkan barang-barangnya?” tanya Tuan Hakim.

“Begini Tuan Hakim, awalnya hamba tanya ke dia apakah bisa tahu nasib yang akan terjadi kepada dirinya sendiri. Dia kan ngakunya peramal dan bilang katanya tahu, tapi saat hamba pukul pakai tongkat, dia tidak menghindar. Tuan Hakim pasti menghindar kan apabila tahu ada orang yang akan memukul. Jadi yang salah siapa? Dia yang pembohong atau hamba yang memukul?” cerita Abu Nawas.

“Lalu saat hamba hancurkan barang-barangnya ternyata dia juga tidak tahu, Tuan Hakim. Kalau dia tahu pasti sebelum hamba datang sudah mengamankan barang-barangnya, ditaruh di dalam kamar. Katanya bisa meramal masa depan, sedangkan masa depan dirinya sendiri saja tidak tahu, berarti dia pembohong,” jelasnya.

“Ada benarnya apa yang dikatakan Abu Nawas. Kalau kau memang mengaku peramal harusnya tahu apa yang akan terjadi kepadamu,” ucap Tuan Hakim kepada si peramal palsu.

Akhirnya Abu Nawas dibebaskan dari tuntutan hukuman. Sementara orang yang mengaku sakti itu menjadi kapok. Dia tidak berani membuka praktik ramalannya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *