Hikmah Malam: Berdoa Atau Mengeluh?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Berkeluh kesah adalah bajunya manusia…

Al-Qur’an menegaskan, manusia adalah makhluk yang mudah mengeluh….

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) ia amat kikir.”
(QS. Al-Ma’arij: 19-21)

Karena hidup jalannya tak selalu dan selamanya sama.
Keluh kesah seseorang lumrah terjadi.

Yang aneh adalah jika aduan keluh kesahnya “salah alamat” pengiriman.
Bukan ditujukan pada pemilik keluh kesah yaitu Allah Azza wa Jalla.

Maka tinjau ulang kembali kepada siapa kita seharusnya menyampaikan keluh kesah dan do’a, dan media apa yang dianjurkan karena telah teruji lagi tepercaya keampuhannya

Jawabannya tentu kepada Allah semata.

Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitabnya al-Hikam mengatakan,

❝Jangan mengadu dan meminta sesuatu kebutuhan selain kepada Allah sebab Dia sendiri yang memberi dan menurunkan kebutuhan itu kepadamu.

Maka, bagaimanakah sesuatu selain Allah akan dapat menyingkirkan sesuatu yang diletakkan oleh Allah?

Barangsiapa yang tidak dapat menyingkirkan bencana yang menimpa dirinya sendiri, maka bagaimanakah ia akan dapat menyingkirkan bencana yang ada pada orang lain?❞

Kadang kita hanya ingin bercerita biasa.
Menuangkan semua keluh kesah yang ada.
Melepas takut yang mengikat.
Berharap pekat tak lagi lekat.

Namun, cara dan sarana media kita menyalurkannya terkadang bukannya menyelesaikan sangkut masalah, malah membuat runyam dan kusut berbalut.

Oleh sebab itu mari adukan “aduan” kita kepada Allah saja karena Allah takkan pernah mengecewakan setiap pengadu.

Ingatlah selalu bahwa dalam semua kondisi, agama kita selalu memberikan tuntunan do’a.

Mulai masalah kecil hingga masalah besar,
baik saat kita terlilit hutang,
menghadapi ekonomi sulit,
sakit, atau musim dingin, hujan, angin kencang, dan sebagainya.

Namun sayangnya, sekali lagi, diakui atau tidak, dalam kondisi-kondisi itu, terkadang kita lebih memilih mengeluh, daripada  berdo’a.

Maka inilah sebenarnya “taruhan” kita sebagai hamba: Apakah kita mau berdo’a, atau justru mengeluh?

Mau mengembalikan semuanya kepada Allah sebagai wujud pengamalan tauhid, atau menumpahkan keluhan dengan kata-kata yang terkadang justru mengingkari takdir?

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

Allahumma la sahla illaa maa ja'altahu sahla, wa anta taj'alul hazna idza syi'ta sahla.

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.”

📲 @IslamAdalahSunnah

​​​​​​​​​​​​​​​​​​

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *