Disway: Open House

open house
Dahlan Iskan bersama istri di ulang tahun Harian Disway.--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Acara ulang tahun kemarin itu diatur ala open house. Tamu boleh datang jam berapa saja. 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Boleh pula pulang kapan saja. 

Boleh sebentar, boleh juga lama. 

Acaranya juga suka-suka tamu. Bisa ngobrol sesama tamu, ngobrol dengan awak Disway atau melihat-lihat hiasan ulang tahun.

Tentu boleh juga menyanyi di karaoke. Konsul Taiwan menyanyi lagu Aipia –yang juga dinyanyikan penziarah makam Gus Dur pekan lalu. Ia tambah lagi satu lagu: Alishan –Gunung Ali.

“Itu kampung halaman saya di Taiwan,” katanya dalam bahasa Mandarin.

Para pengusaha menyanyi lagu kesukaan masing-masing. Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf menyanyikan lagu ‘zai na li’ dan ‘ikan dalam kolam’. 

Kebetulan itu lagu-lagu yang biasa kami bikinkan gerak senamnya. Maka ketika Pangdam menyanyi, saya dan grup senam kami jadi jadi penari latar.

Seru.

Inilah ulang tahun tanpa pidato. Tanpa protokol. Tanpa panggung. Cair. Mengalir. Minuman tersedia sepanjang hari –mulai kopi Kapal Api sampai jus buah dari Madam Chang.

Makanannya tunggal: tahu campur. Khas Surabaya. Bukan sembarangan. Ini tahu campur juara antar SWK se-Surabaya.

Kini memang ada sentra wisata kuliner di Surabaya. Di tiap kecamatan. Harian Disway melombakannya tahun ini. Seluruh makanan di SWK dinilai. Siapa yang menjual rawon terenak. Tahu campur terbaik. Rujak cingur. Lontong balap. Tahu tek. Dan berbagai jenis masakan khas Surabaya lainnya.

Yang masuk final dinilai lebih ketat.

Untuk tahu campur, juaranya adalah stan angkringan Bu Dhe, dari SWK Manukan Lor. Itu adalah kecamatan di wilayah barat Surabaya.

Di ultah kemarin saya lihat sendiri banyak tamu tambah dua kali. Saya lihat juga ada yang tambah tiga kali. Termasuk saya. Berarti tahu campur Bu Dhe memang juara.

Pertunjukannya hanya dua: ludruk kilat dan penyanyi cilik juara.

Ludruknya dari komunitas “Luntas” (Ludrukan Nom-Noman Tjap Arek Surabaya). Pemainnya Cak Roberts dan Cak Ipul. Lucu.

Mereka ingin buktikan ludruk belum mati. Tiap malam Minggu mereka manggung di Jalan Karang Menjangan No 21, Surabaya. Di Rumah Budaya Rakyat. Maksudnya: ada tobong darurat di situ. Program lainnya: ludruk masuk kampung. Mereka akan meliling ke RT-RT di Surabaya.

Pesan saya satu: adegannya harus pendek-pendek. Orang sekarang tidak mau nonton adegan yang panjang. Nonton video di YouTube saja gak mau yang lebih 1 menit.

Anak-anak yang menyanyi kemarin dari kelompok Aksi Cinta Indonesia. Mereka baru saja menangkan tiga medali emas di Asia Pacific Arts Festival 2023 di Bangkok.

Model open house seperti itu lebih seru. Juga tidak merepotkan tamu. Konsekwensinya: saya harus berdiri mulai pagi sampai menjelang senja. Untung pakai baju pejuang: tidak boleh capek. (Dahlan Iskan) 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *