Hajinews.id – Di tengah konflik wilayah stadion JIS, pemerintah melalui Kementerian PUPR berencana merenovasi arena sepak bola yang dibangun pada era Gubernur Anies Baswedan.
Pemugaran Stadion JIS akan menelan biaya hingga 6 miliar rupiah. Pemerintah melihat bahwa lapangan saat ini tidak sesuai dengan standar FIFA.
“Mulai (penggantian) rumput butuh Rp6 miliar satu lapangan dari PU (PUPR),” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono seusai meninjau JIS pada Selasa (4/7/2023).
Sementara itu pengamat sepak bola nasional Tommy Welly mengatakan bahwa penentuan standar rumput stadion bukan kewenangan dari pemerintah.
‘’Menyatakan tidak sesuai standar FIFA itu kan ada kewenangan dan ada otoritasnya itu adalah FIFA. Jadi misalnya technical delegate-nya atau asessor datang menyatakan itu barulah menjadi valid,’’ ungkap Tommy Welly dalam tayangan Kabar Siang tvOne, dikutip Jumat (7/7/2023).
‘’Tapi ketika Menteri PUPR menjadi seolah-olah asesor FIFA itu yang akhirnya menyulut polemik,’’ tambahnya.
Apalagi Stadion JIS ini memang menggunakan rumput hibrida, pergabungan antara rumput asli dan sintetis.
Penggunaan rumput hibrida biasanya disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar stadion, mulai dari faktor keterpaparan sinar matahari, air, hingga daya serap tanah.
‘’Jadi harus dipahami gitu jangan tiba-tiba menyatakan tidak sesuai padahal bukan pihak yang menjadi berkompeten mengatakan tidak sesuai standar,’’ tegasnya.
Lebih dari itu terdapat sedikitnya tiga stadion dunia yang menggunakan rumput hibrida seperti JIS, yakni Allianz Arena milik Bayern Munchen (Jerman), Wanda Metropolitano Stadium milik Atletico Madrid (Spanyol), hingga Tottenham Hotspurs Stadium (Inggris).
Di sisi lain pengusaha lapangan sepak bola Gede Widiade memberikan testimoninya.
Dia pernah mempergunakan JIS untuk acara International Youth Championship dimana Barcelona dan Atletico Madrid ikut meramaikan.
‘’Kalau dibilang standar, kan standarisasi lapangan sepak bola harus diverifikasi dan yang mempunyai kewenangan yaitu FIFA,’’ ucapnya.