Innalillahi! Angka Kematian Jamaah Haji 2023 Melonjak Hingga 555 Orang

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Tingginya angka kematian setelah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina terlihat dalam Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama pada Selasa (11/7/2023). Sebanyak 555 jamaah meninggal dunia hingga hari ke-49 penyelenggaraan ibadah haji.

Merujuk pada data Siskohat, angka kematian jamaah tampak dimulai pada hari ke-35 saat jamaah wukuf di Arafah. Saat itu, tingkat kematian baru sebanyak 182 orang. Jamaah yang wafat pun melonjak pada hari ke-42 atau dua hari setelah puncak haji. Ketika itu, jamaah yang meninggal menjadi 401 orang. Artinya, dalam tempo tujuh hari, ada sebanyak 219 orang yang wafat. Jumlah kematian kembali meningkat hingga hari ke-49 menjadi 555 orang.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023, Imran mengatakan, faktor utama penyebab tingginya angka kematian jamaah haji tahun ini karena tingginya jumlah jamaah haji lanjut usia (lansia). Jumlah jamaah haji usia 60 tahun ke atas mencapai 45 persen dari total kuota haji Indonesia sebanyak 229.000.

Pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah jamaah haji yang usianya di atas 60 tahun sekitar 30 persen dari total kuota haji Indonesia. “Dan jamaah haji yang masuk kelompok berisiko tinggi (risti) jumlahnya sebesar 75 persen (dari total kuota haji Indonesia tahun ini,” kata Imran saat dihubungi Republika di Makkah, Selasa (11/7/2023).

Dan jamaah haji yang masuk kelompok berisiko tinggi (risti) jumlahnya sebesar 75 persen (dari total kuota haji Indonesia tahun ini).

Ia menyampaikan, persentase haji yang masuk kelompok risti pada tahun-tahun sebelumnya rata-rata berjumlah 63 persen saja. Menurut dia, setelah puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jamaah haji yang meninggal dunia disebabkan beberapa penyakit. Di antaranya syok kardiogenik, infark miokard akut, dan sepsis.

“Penyebab kematian jamaah haji pasca Arafah, Muzdalifah, dan Mina paling tinggi karena penyakit jantung, disusul sepsis yang disebabkan pneumonia atau radang paru,” ujar Imran.

Sehubungan dengan tingginya angka kematian jamaah haji seusai puncak ibadah haji, Imran mengingatkan, jamaah haji diharapkan untuk istirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri dalam aktivitas fisik. Untuk mencegah pneumonia, jamaah haji dianjurkan untuk memakai masker, menerapkan etika batuk, mengurangi kontak fisik seperti berjabat tangan, dan cuci tangan pakai sabun setelah aktivitas.

Berdasarkan data penyelenggara kesehatan haji di Arab Saudi pada 9 Juli 2023, ada sebanyak 120.858 jamaah haji yang terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sebanyak 54.881 jamaah haji terdeteksi hipertensi, dan sebanyak 22.502 jamaah haji mengalami myalgia atau sakit otot serta kelelahan.

Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah Zulkarnain Nasution memberikan imbauan kepada jamaah haji Indonesia agar menjaga kesehatan. “Angka kematian terus meningkat, mengimbau kepada jamaah haji agar tetap menjaga kesehatan,” kata Zulkarnain kepada Republika di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Senin (10/7/2023).

Zulkarnain menjelaskan, cara menjaga kesehatan bisa dengan banyak minum air putih, mengonsumsi jatah katering, istirahat cukup, memakai alat pelindung diri (APD), dan menghindari sengatan panas secara langsung.

Jamaah haji juga diimbau untuk mengendalikan diri agar tidak memforsir dengan melaksanakan amalan-amalan sunnah yang melampaui kemampuan diri, seperti umrah sunah berulang kali.

Jamaah haji lebih baik memfokuskan pada amalan-amalan sunah yang lebih relevan seperti mengkhatamkan Alquran, shalat sunah, bersedekah, iktikaf, dan lain-lain.

“Jamaah haji juga diimbau membatasi ziarah ke tempat-tempat bersejarah di area Makkah sesuai kemampuan dan tidak melakukan perjalanan ke luar Makkah,” ujar dia.

Jamaah haji juga diimbau membatasi ziarah ke tempat-tempat bersejarah di area Makkah sesuai kemampuan, dan tidak melakukan perjalanan ke luar Makkah.
ZULKARNAIN Kasi Bimbad Daker Makkah

Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur Husnul Maram mengungkapkan, jumlah jamaah haji Embarkasi Surabaya yang wafat mencapai 114 orang. Dari jumlah keseluruhan, jamaah haji Embarkasi Surabaya yang wafat di Arab Saudi sebanyak 112 orang. Dia menjelaskan, ada satu jamaah yang wafat di Tanah Air dan satu orang sisanya wafat di pesawat terbang.

“Untuk yang wafat seluruh Embarkasi Surabaya itu ada 114 orang. Ini jumlah terbesar di Indonesia mencakup 22 persen. Kalau se-Indonesia 530 orang, se-Embarkasi Surabaya 114 orang,” kata Maram, Selasa (11/7/2023).

Jika kembali diperinci, dia mengungkapkan, sebanyak 111 jamaah haji Embarkasi Surabaya yang wafat berasal dari Jawa Timur. Ada tiga jamaah haji yang wafat berasal dari Nusa Tenggara Timur. Dari keseluruhan jamaah haji yang wafat, 68 di antaranya berjenis kelamin laki-laki 46 perempuan.

Maram melanjutkan, untuk rata-rata usia jamaah haji Embarkasi Surabaya yang meninggal, paling banyak berusia 61-75 tahun yang mencapai 54 orang. Kemudian untuk yang masuk kategori usia 75 tahun ke atas atau Lansia sebanyak 39 orang.”Selanjutnya untuk rata-rata usia 41-50 tahun ada empat orang, dan usia 51-60 tahun ada 17 orang. Jadi, bukan jamaah lansia juga banyak meninggal,” ujar Maram.

Selain jamaah meninggal, ada juga jamaah haji Embarkasi Surabaya yang hilang di Arab Saudi. Jamaah haji yang hilang tersebut bernama Niron Sunar Sunnah yang tergabung dalam Kloter 65 asal Kabupaten Probolinggo. Maram mengungkapkan, yang bersangkutan hilang setelah melaksanakan ibadah lempar jumrah di Mina.

Suharja, Edun, dan Miron Belum Ditemukan
Suharja merupakan jamaah lansia yang menderita demensia.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *