Innalilahi! Jamaah Haji Wafat Lampaui Rekor Tujuh Tahun

Pemakaman ummat Islam di Baqi, Madinah (dok).
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat terus mencatat peningkatan. Data dari Sistem Komputerisasi Haji (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan, pada hari ke-58, penyelenggaraan operasional haji 2023 mencatat sebanyak 693 orang jamaah yang wafat.

Angka tersebut melampaui rekor kasus kematian pada tahun 2015 yang mencatat angka sebanyak 627 orang wafat dan pada 2017 yang mencapai 658 orang. Dengan demikian, angka kematian pada penyelenggaraan haji bertema Ramah Lansia tahun ini menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menuturkan tingginya kasus kematian jamaah ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun berikutnya.

“Ya, itu jadi perhatian kami. Kita coba analisis sambil berjalan sebelum nanti kita lakukan kajian komprehensif di Indonesia dari klasifikasi usia jamaah yang wafat itu,” kata dia dalam keterangan yang didapatkan Republika, Kamis (20/7/2023).

Tahun ini, ia menyebut jumlah jamaah haji yang wafat di Tanah Suci paling banyak berusia antara 60-70 tahun, disusul jamaah dengan usia 70-80 tahun. Baru setelahnya berusia di bawah 60 tahun dan di posisi keempat jamaah berusia di atas 80 tahun.

“Nanti kami berdiskusi dengan teman-teman kesehatan, kita analisis pemicunya apa. Kalau penyebabnya, kita sudah tahu. Semua rata-rata yang wafat itu kena jantung kemudian ada sesak napas dan lain sebagainya. Tetapi, pemantiknya itu yang sedang kita analisis lagi karena ini memang jumlahnya cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar dia.

Semua rata-rata yang wafat itu kena jantung kemudian ada sesak napas dan lain sebagainya. Tetapi, pemantiknya itu yang sedang kita analisis lagi

Ke depan, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenag dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga disebut akan berfokus terutama pada masalah istithaah kesehatan. Calon jamaah nantinya harus benar-benar lolos tes kesehatan sebelum bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji (bipih) untuk diberangkatkan ke Tanah Suci.

“Kami sudah pelajari dan itu juga jadi perhatian kita, terutama masalah istithaah kesehatan. Medical record jamaah seperti apa, kita akan buat mekanisme yang berbeda. Mungkin kita desainkan dulu harus clear kesehatannya, baik mental, fisik, dan sebagainya, baru ada pelunasan,” lanjut dia.

Hilman menyebut langkah itu merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar jamaah yang berangkat, berapa pun usianya dengan kondisi yang lebih memungkinkan menjalani prosesi haji.Tidak hanya itu, ia juga menyebut kebutuhan fisik untuk berhaji ini memang sangat berat. Terlebih, cuaca pelaksanaan haji tahun ini sangat panas.

Lebih lanjut, Hilman Latief, mengakui, pihaknya telah mempelajari banyak hal teknis untuk mendesain ulang skenario penyelenggaraan haji pada tahun mendatang agar menjadi lebih baik. “Alhamdulillah, saat ini kita sudah di tahap akhir untuk pengiriman jamaah haji melalui Bandara Jeddah. Kami mempelajari banyak hal terkait skenario untuk penataan dan perbaikan penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya,” ujar dia.

Hilman mengatakan ada sejumlah teknis penyelenggaraan haji yang akan dikaji dan didesain ulang. Pertama, soal keberangkatan dan kepulangan jamaah, yang berkaitan kaitannya dengan pengaturan ritme jadwal penerbangan pesawat. Perihal kepulangan dan keberangkatan ini, tim yang ada sedang mereka-reka jadwal pesawat dan ritmenya, misalnya landai di awal, tinggi di tengah, landai di belakang, rata, atau naik-turun.

Kedua, soal durasi waktu jamaah tinggal di Makkah dan Madinah. Mengenai hal itu, pihaknya mendapatkan amanah khusus dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas untuk melakukan kajian ulang. Menurut Hilman, Menag berharap durasi tinggal jamaah di Saudi Arabia bisa diperpendek, tentunya dengan tetap mempertimbangkan regulasi yang berlaku di Saudi.

“Sebagaimana amanah dari Bapak Menag, kami Ditjen PHU diminta mendesain ulang tentang lama masa tinggal jamaah di Madinah dan di Makkah. Syukur-syukur bisa diperpendek. Tapi, semua itu tergantung dengan regulasi yang ada di Saudi Arabia,” kata Hilman.

Berikutnya yang menjadi perhatian adalah soal pelayanan jamaah pada masa puncak haji atau Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Masa itu dinilai menjadi fokus layanan pokok yang harus didesain ulang hingga menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya akan membentuk tim khusus dan akan terus berkomunikasi dengan Pemerintah Arab Saudi.

“Kita juga mengkomunikasikan hal ini dengan Pemerintah Saudi Arabia karena apa pun yang kita lakukan nanti terkait dengan regulasi yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi,” ujar dia.

Disinggung soal hasil investigasi bersama antara Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi mengenai kinerja Mashariq yang tidak optimal dalam memberikan layanan di Armina, Hilman mengatakan, sampai saat ini, laporan yang diperoleh sebatas keterlambatan penjemputan di Muzdalifah selama tiga jam. Hasil menyeluruh masih menunggu laporan resmi. “Untuk yang lain, masih dikaji oleh Pemerintah Saudi karena ada banyak faktor bagaimana ketidakoptimalan itu terjadi, dan kita masih menunggu secara resmi,” kata Hilman.

Agung selaku petugas penyelenggara ibadah haji Kemenag Bantul melaporkan, ada 347 orang jamaah kloter 45 SOC yang dipulangkan hari itu. Sebelumnya, ada enam orang yang sudah dipulangkan terlebih dahulu karena sakit pada 8 Juli 2023. Selain itu, ada dua orang yang masih diopname di Arab saudi, yaitu jamaah usia 73 tahun dan usia 91 tahun.

“Jamaah haji dari Kabupaten Bantul pada tahun ini berjumlah 1.006 orang. Kepulangan jamaah dimulai hari ini hingga yang terakhir pada tanggal 1 Agustus. Sampai saat ini sudah ada dua jamaah yang meninggal dunia, yaitu Pak Tuhilah dan Pak Panuju,” ujar Agung.

Abdul Halim menyampaikan selamat datang kepada 347 orang jamaah kloter 45 SOC yang sudah kembali dari Tanah Suci. “Saya sampaikan selamat datang kembali di Kabupaten Bantul. Selamat bertemu kembali dengan keluarga. Saya turut senang, alhamdulillah, bapak-ibu sudah bisa menyelesaikan haji di Tanah Suci. Semoga doa bapak-ibu diterima Allah SWT,” tutur dia.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *