Kebenaran dan politik adalah dua hal yang tak hanya berbeda, bahkan terpisah.
Dari segi konteks kebenaran, Arendt membuat dua kategoris: kebenaran rasional (filosofis) dan kebenaran faktual.
Namun masalahnya, baik kategori kebenaran rasional maupun kebenaran faktual, oleh Arendt ditegaskan keduanya tidak memiliki hubungan baik dengan ranah politik.
Perselisihan atau benturan antara politik dan kebenaran rupanya sulit dihindari.
Pertama, dalam hal kebenaran rasional yang dimaksudkan adalah kebenaran ilmiah, sebagaimana kebenaran matematika.
Kebenaran ini terletak di ranah ilmiah (science), diluar arena kepentingan yang meruyak di masyarakat. Kebenaran berdasarkan temuan penelitian empiris termasuk produk kebenaran rasional.
Statement berkebalikan atas kebenaran yang diperoleh secara rasional, kara Arendt, pasti suatu kesalahan.
Ketidakpastian dalam pendapat serta opini yang berkembang di ranah politik, jelas berkebalikan dari karakter kebenaran rasional yang membutuhkan standar atau kepastian. Kebenaran rasional bersifat kaku dan karena itu pula sifatnya tidak akan sesuai sifat politik.
Jenis kebenaran kedua adalah kebenaran faktual. Dalam hal ini, kata Arendt, kebenaran factual merupakan kebenaran yang selalu terkait dengan orang lain atau orang banyak: menyangkut peristiwa dan keadaan yang melibatkan orang banyak; ditetapkan oleh para saksi dan bergantung pada kesaksian; hanya ada sejauh yang dibicarakan, bahkan jika pun itu terjadi di domain privasi, kebenaran faktual itu juga bersifat politis (Arendt, 1993, p. 234).
Tidak seperti kebenaran rasional yang lebih pasti dan dalam kesendirian, kebenaran faktual terdapat pada domain sosial atau hubungan manusia.
Alih-alih terkait dengan sains atau filsafat, kebenaran faktual lebih berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan orang lain. Karena itu, kebenaran faktual lebih terbuka dari pengaruh politik daripada kebenaran rasional.
Meskipun begitu, hubungan antara domain politik dengan kebenaran faktual pun tidak selalu selaras. Kebenaran faktual dapat bernasib sama dengan kebenaran rasional jika dihadapkan pada politik, karena karakteristiknya yang lemah berhadapan interaksi antarmanusia.