Sempat Mendapat MURI, Proyek LRT Kebanggaan Jokowi Disorot Salah Design

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Proyek Rp32,5 triliun LRT Jabodebek tengah disorot publik. Kali ini sorotan bukan soal rekor longspan yang dikagumi Presiden Joko Widodo, melainkan pengakuan Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo yang menyebutnya salah desain.

Proyek LRT Jabodebek khususnya jembatan lengkung (longspan) sempat menuai pujian dan mendapat rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) karena dinilai telah berhasil membangun jembatan terpanjang di Indonesia. bahkan mungkin dunia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Longspan yang dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota yang berada di ruas Kuningan, Jakarta Selatan, dan membentang sepanjang 148 meter itu memiliki radius lengkung 115 meter serta menggunakan beton seberat 9.688,8 ton.

Kini proyek tersebut mendapat sorotan tajam setelah Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo membeberkan proyek yang dibangun dengan metode balanced cantilever itu ternyata salah desain.

Kesalahan desain tersebut lantas membuat kecepatan kereta LRT Jabodebek harus melambat saat melewati tikungan tersebut. Pasalnya, jika kecepatan LRT tidak melambat sebelum longspan maka berpotensi meningkatkan kecelakaan.

Tiko seolah sedang mengakui dosa kementerian BUMN. Bagaimana tidak? Proyek LRT Jabodebek ini dibangun oleh empat kontraktor utama, tiga diantaranya terdiri dari BUMN dan satu perusahaan asing.

Para kontraktor tersebut antara lain PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang melakukan pembangunan lintasan rel, stasiun, serta sarana pendukungnya, lalu PT Inka (Persero) sebagai produsen trainset kereta ringan.

Dibuka secara terang-terangan juga oleh Tiko, semua pihak yang terlibat selama proses konstruksi itu tidak ada koordinasi. Tiko bilang, tidak ada integrator atau penghubung di dalam proyek tersebut.

Hasilnya, setiap komponen bekerja masing-masing tanpa sistem integrator, sehingga menyebabkan banyak terjadi kesalahan koordinasi, salah satunya desain longspan yang tidak sesuai.

“Di semua proyek besar itu ada sistem integrator, tapi ini nggak ada. Jadi semua komponen proyek itu berjalan liar tanpa ada integrator di tengah,” ucap Tiko.

Pengamat sekaligus Wakil Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Bidang Kajian Kebijakan Transportasi IB Ilham Malik mencermati potensi membahayakan masyarakat pada longspan LRT, sehingga mendorong dilakukannya uji laboratorium.

“Kita tidak bisa melakukan justifikasi. Penilaian harus melalui uji lab. Itulah yang nanti akan menghasilkan jawaban yang paling objektif,” katanya kepada Forum Keadilan, Kamis, 3/8.

Adapun Ekonom Universitas Bung Karno Gede Sandra menyebut salah desain LRT menunjukan lemahnya kredibilitas pemerintah dalam menangani proyek besar. Gede menaruh curiga dan rasa janggal terhadap kesalahan proyek yang baru diketahui menjelang peresmian.

Oleh karenanya Gede mendesak pertanggungjawaban dari para stakeholder yang dinilainya sedang menciptakan jebakan maut bagi masyarakat atas kesalahan desain tersebut.

“Seharusnya kalau sudah begini harus ada pejabat yang mundur,” katanya kepada Forum Keadilan, Kamis, 3/8/2023.

Gede menilai, terungkapnya kebobrokan ini menjadi indikator betapa lemahnya koordinasi BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir.

“Hal ini berdampak semakin rendahnya kredibilitas pemerintah dalam menangani proyek-proyek besar,” tuturnya.

PT Adhi Karya sebagai salah satu anak usaha BUMN di bidang konstruksi enggan berkomentar ihwal persoalan tersebut. Adhi Karya terkesan sedang berlindung pada pemakluman Jokowi atas kesalahan desain longspan LRT.

“Sejauh ini belum ada tanggapan resmi. Yang jelas, seperti yang Pak Presiden sampaikan hari ini,” ujar Corporate Secretary PT Adhi Karya Farid Budiyanto saat dihubungi Forum Keadilan, Kamis, 3/8/2023.

Ihwal langkah tindak lanjut dari polemic longspan LRT, Farid menjelaskan, pihaknya akan bertindak sesuai regulasi.

“Nanti tergantung dari regulator dan yang memberi izin beroperasinya LRT. Kalau kami hanya pelaksana saja,” tuturnya.

Presiden Jokowi sendiri telah buka suara terkait polemik salah satu proyek kesayangannya tersebut. Ia meminta semua pihak tidak usah mencari kesalahan, melainkan langsung memperbaiki apa yang memang salah.

“Jangan senang mencari-cari kesalahan karena kesalahan pasti ada, karena baru pertama kali dan ini adalah produksi INKA, konstruksinya dikerjakan oleh kita sendiri semuanya kita sendiri. Jadi kalau ada kurang-kurang harus dimaklumi tapi kita perbaiki,” kata Jokowi usai menjajal LRT Jabodetabek hari ini, Kamis, 3/8.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *