Suasana di sana menjadi hening sebelum Baginda Raja bertanya, “Bagaimana tentang pertanyaan kedua? Berapa banyak bintang di langit?”
“Baginda, jika Anda benar ingin tahu jumlah bintang di langit, biarkan saya memberi tahu Anda,” ujar Abu Nawas.
Tangan kanannya mengambil tikar kulit kambing dari kakinya. “Jumlah dari bintang-bintang sama dengan jumlah bulu di kulit kambing ini. Anda dapat menghitungnya, jika Anda tak percaya pada saya.”
“Siapa di dunia ini yang dapat menghitung bulu-bulu kambing?” tanya Baginda Raja sedikit dongkol.
Abu Nawas menjawab cepat, “Itu persoalan yang sama terjadi pada bintang-bintang. Siapa di dunia ini yang mampu menghitung bintang-bintang? Hanya Tuhan yang tahu!”
“Baiklah. Sekarang aku ingin tahu, di mana titik tengah dari bumi. Cepat jawab!”
“Abu Nawas sekonyong-konyong merenggut tombak di sampingnya. Ia lempar tombak itu ke lantai. Tombak itu menancap di depan Baginda Raja.
“Baginda, itu merupakan titik tengah bumi, kalau Anda tak percaya pada saya, perintahkan orangmu untuk mengukur jaraknya dari barat, timur, utara, selatan!”
“Abu Nawas siapa yang bisa mengukur jarak itu?” tanya Sang Sultan.
“Anda benar, Baginda. Hanya Tuhan yang tahu titik tengah, bukan Abu Nawas juga bukan Baginda Raja,” Abu Nawas menjawab tenang.
Saat mendengar jawaban itu, Baginda Raja menyadari bahwa Abu Nawas benar-benar seorang yang cerdas dan bijaksana. Ia mencintainya lebih dari sebelumnya.
Allahu a’lam.