Kultum 196: Antara Jin, Manusia, Syetan, dan Iblis

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Sebagaimana sering dijelaskan, jin merupakan makhluq Allah yang mukallaf, yakni dibebani hukum syariat sebagaimana manusia, namun Allah menjadikan ‘alam mereka tidak bisa dilihat oleh manusia. Dalam hal ini Allah berfirman,

وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ

Artinya:

Dan Dia menciptakan jin dari nyala api (QS. Ar-Rahman, ayat 15).

Sedangkan di dalam ayat lainnya kita juga bisa temukan Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS. Az-Zariyat, ayat 56). Ayat ini menunjukkan bahwa baik jin maupun manusia sama-sama mendapat kewajiban mengabdikan atau mengahambakan diri kepada Allah.

Adapun syetan, yang dalam bahasa Arab adalah syaithan, merupakan nama berdasarkan sifatnya untuk para jin yang ingkar atau kafir kepada Allah. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Dalam sebuah hadits (tersebut) ditunjukkan eksistensi jin dan syaithan, dan kedua nama tersebut diperuntukkan untuk satu golongan (jin), adapun keberadaan dua nama tersebut untuk membedakan antara iman dan kekufuran. Sehingga tidak bisa dikatakan jin yang beriman sebagai syaithan” (Fathul Baari, 8/675).

Berdasarkan pengertian di atas, terkadang manusia yang ingkar juga dinamakan (sekali lagi karena sifatnya) syetan. Dalam hubungan ini Allah berfirman,

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَٰطِينَ

ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ

زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ

مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Artinya:

Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari syetan-syetan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan, dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan (QS. Al-An’am, ayat 112).

Sementara itu, iblis merupakan nama jin yang pada waktu Adam diciptakan, tidak mau melaksanakan perintah Allah Subhanahu wata’ala, yakni sujud kepada nabi Adam. Allah berfirman,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا

إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ ۗ

Artinya:

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis, dia adalah dari golongan jin, lalu ia pun mendurhakai perintah Tuhannya” (QS. Al-Kahf, ayat 50).

Satu hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa jin itu tertutup dari pandangan manusia. Mereka itu berada di alam yang berbeda, bukan di alam manusia, bukan pula di alam malaikat. Jin adalah makhluk yang dinamakan sebagai jin karena mereka tertutup dari pandangan manusia. Ibnu ‘Aqil mengatakan bahwa jin disebut jin karena mereka menjauh dan tertutup dari pandangan manusia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *