Di antara orang-orang kafir Quraisy, ada yang percaya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang dukun. Namun Walid menolak pandangan tersebut karena apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW tidak sama dengan apa yang dikatakan seperti dukun.
Lagi-lagi orang kafir melancarkan propaganda bahwa Nabi Muhammad adalah orang gila. Walid juga menolak pandangan ini karena gejala tuduhan gila tidak tampak pada diri Nabi Muhammad SAW yang sangat baik secara akhlak dan fisik.
Ada lagi kaum kafir yang menyarankan supaya Nabi Muhammad SAW dikatakan sebagai tukang sihir. Pendapat ini juga ditolak Walid, sebab Nabi Muhammad SAW tidak mengerjakan rahasia juru tenung atau sesuatu pekerjaan tukang-tukang sihir.
Sesudah terjadi diskusi akhirnya Walid mengusulkan supaya kepada peziarah-peziarah orang-orang Arab itu dikatakan bahwa dia (Nabi Muhammad) seorang juru penerang yang mempesonakan.
Apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW merupakan pesona yang akan memecah-belah orang dengan orang tuanya, dengan saudaranya, dengan isteri dan keluarganya.
Menurut Walid, apa yang dituduhkan terhadap Nabi Muhammad SAW dan disampaikan kepada orang-orang Arab pendatang itu merupakan bukti, sebab penduduk Makkah sudah ditimpa perpecahan dan permusuhan. Padahal sebelum itu penduduk Makkah merupakan suatu contoh solidaritas dan ikatan yang paling kuat.
1 Komentar