Anies-Cak Imin Bakal Bermasalah

Anies-Cak Imin
Anies baswedan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Hajinews.id – Berita terbaru : Anies mau diduetkan dengan Muhaimin Iskandar.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Netizen ramai mengomentari wacana duet ini. Tapi rata-rata mereka tidak setuju.

Benarkah berita ini ? Kita tunggu suara dari Anies langsung. Jika benar, pasti ada latar belakang yang mendasari tindakam itu.

Secara basis suara PKB cukup besar, tapi tidak penuh menjangkau suara nahdhiyyin, karena Cak Imin masih berkonflik dengan Gusdurian.

Secara prosentase PKB memperoleh suara cukup besar, yaitu 9.69 (58) kursi. Secara persyaratan PT (ambang batas) tentu saja jika empat partai koalisi perubahan jika bergabung tentu sangat melebihi syarat PT yang 20%, yaitu : Nasdem 9.05, PKS 8.21, Demokrat 7.77 jumlah 25.03%. Jika ditambah dengan PKB tentu jadi 35,72.

Persoalannya, masuknya PKB bukan menambah solid koalisi perubahan, tetapi membuat keretakan baru. Kesolidan yang telah terjalin harus dirajut ulang.

Secara chemistry tentu saja Anies bisa bersinergi dengan siapa pun. Hanya saja PKB itu pendatang baru yang hanya mengincar jabatan cawapres, selama ini bagian dari rezim Jokowi yang belum teruji dalam membangun semangat perubahan. Ini jelas akan melemahkan semangat perubahan yang selama ini digaungkan.

Selain itu, dalam analisa penulis bergabungnya PKB kedalam koalisi Perubahan bisa memunculkan masalah baru ;

Pertama, Cak Imin masih dalam radar permasalahan hukum “kardus durian”

Jelas ini akan jadi titik lemah dan sasaran tembak aparat penegak hukum. Walaupun sudah ada putusan Kejaksaan Agung tentang dilarangnya mentersangkakan capres/cawapres sampai tahun 2024, tapi kasus ini suatu waktu bisa dibongkar dan akan membawa citra buruk Anies.

Kedua, Perjuangan Cak Imin di Koalisi Perubahan masih Nol dan belum jelas komitmennya

Seandainya Cak Imin sepaham dengan cita-cita koalisi perubahan, seharusnya sudah dari awal bergabung. Masa orang yang baru bergabung bisa mengalahkan orang yang sudah berjuang dan “bertaruh nyawa” ? Jika pun PKB masuk koalisi sebaiknya jangan langsung diposisikan cawapres. Jika mau mengambil dari partai, AHY dan AHER tentu lebih berhak. Soal dukungan massa, antara Cak Imin, AHY, dan AHER tidak jauh beda.

Ketiga, Soal menambah elektabilitas dari pemilih Nahdhiyyin, figur Anies dan Yeni Wahid sudah sangat menjangkau mayoritas suara Nahdhiyyin

Dari berbagai kunjungan Anies ke kantong-kantong nahdhiyyin (Pesantren, Majlis Ta’lim, Ormas, dan jamaah), mayoritas nahdhiyyin mendukung Anies. Belum lagi jika ditambah dukungan dari Yeni Wahid (Gusdurian).

Keempat, Jika pencawapresan Cak Imin bukan murni pilihan Anies, ini sangat mengkhawatirkan ke depannya tentang kemandirian dan hak prerogatif seorang presiden

Semula semua partai koalisi perubahan telah sepakat kalau pemilihan cawapres diserahkan penuh kepada Anies. Jika ada Ketum Partai koalisi Perubahan yang ikut cawe-cawe dan tidak rela atas pilihan Anies tentu ini preseden buruk yang bisa mengganggu konsentrasi Anies dalam membuat kebijakan secara independen.

Kelima, *Duet Anies-Cak Imin tidak memberikan dampak signifikan, tapi malah bisa menggerus suara pengusung Anies.

Oleh karena itu, dalam hemat penulis Duet Anies-Cak Imin lebih buruk daripada duet Anies-AHY. atau Anies- Aher. Jika mau dari luar koalisi baiknya Anies – Gatot atau Anies – Susy P.

Semoga koalisi Perubahan tetap solid dan mengambil jalan tengah ( win-win solution) demi kesatuan, keharmonisan semua anggota koalisi Perubahan.

Bandung, 17 Shafar 1445

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *