Oase Deklarasi Anies-Cak Imin

Deklarasi Anies-Cak Imin
Deklarasi Anies-Cak Imin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Joko Riyanto, Koordinator Riset Pusat Kajian dan Penelitian Kebangsaan (Puskalitba) Solo

Hajinews.id – Pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres/cawapres) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin), resmi dideklarasikan di Surabaya, Jawa Timur.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ini sebuah suratan takdir dari suatu episode perjalanan dan tantangan dan rintangan selama ini, dan bukan hanya saat ini, kita juga harus siap tantangan yang lebih besar ke depan,” kata Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh saat menyampaikan sambutan pada acara Deklarasi tersebut (Mediaindonesia.com, 2/9/2023).

Bagai petir di siang bolong, kabar terbentuknya duet Anies-Cak Imin membuat Partai Demokrat naik pitam.

Partai besutan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini bereaksi keras terhadap kabar penetapan Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies.

Partai Demokrat dan SBY menyebut penetapan duet tersebut mengkhianati Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), bahkan ada komentar Partai Demokrat kena prank dari musang berbulu domba.

Berbeda dengan Demokrat, reaksi PKS lebih santai. PKS tampaknya tetap setia mendukung Anies. PKS tetap memegang keputusan hasil Musyawarah Majelis Syuro VIII, yang mendukung pencalonan Anies.

Terlepas dari sikap Partai Demokrat dan PKS, pasangan Anies-Cak Imin harus siap menghadapi fitnah, cercaan, dan khianat.

Deklarasi pasangan Anies-Cak Imin yang pertama dilakukan oleh Partai NasDem dan PKB adalah keputusan strategis dan baik buat demokrasi.

Ia punya sisi positif, salah satunya memberikan kesempatan lebih lapang bagi rakyat untuk menimang kepemimpinan ke depan.

Dengan deklarasi itu, masyarakat punya waktu lebih luang untuk mencermati rekam jejak Anies dan Cak Imin.

Hasil penelitian Michael Keren (1983) dan Moshe Bzuonowski (1986) mengatakan bahwa bekal utama para politisi untuk ”menguasai” publik adalah popularitas dan intelektualitas.

Namun jika pemimpin ingin “tahan lama”, maka intelektualitaslah yang harus dikedepankan, bukan hanya popularitas belaka.

Demikian pula Jean Laponce (1983) juga mengatakan, pemimpin yang populer berkat ide-idenya yang cemerlang dan cerdas, akan lebih tahan lama jika dibandingkan dengan mereka yang hanya pandai beretorika belaka.

Pasangan Anies-Cak Imin yang diusung oleh Partai Nasdem dan PKB merupakan figur memiliki karier politiknya yang bisa dikatakan gemilang.

Sebelum terjun ke politik, nama Anies mulai dikenal sejak menjadi Rektor Universitas Paramadina pada 2007.

Anies sempat menjadi peserta konvensi capres yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat pada 2013.

Setelah gagal di konvensi Demokrat, Anies ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Pemerintahan Jokowi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *