Kultum 202: Abbad ibn Bishr Wafat Membawa Cinta Al-Qur’an

Abbad ibn Bishr Wafat Membawa Cinta Al-Qur’an
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Saat itu Abbad sedang khusuk membaca dan merenungkan kalam-kalam Ilahi, kalam-kalam pencerahan dan kebijaksanaan abadi yang ada dalam surat al-Kahfi. Ternyata ada seorang asing mengintai dari pinggiran lembah untuk mencari Nabi Muhammad dan para pengikutnya. Pengintai ini adalah salah satu dari mereka yang telah merencanakan untuk menyerang Nabi tetapi melarikan diri ke pegunungan saat kaum Muslim mendekat.

Istrinya yang ditinggalkannya di desa telah disandera oleh salah seorang Muslim. Dia tahu bahwa istrinya telah pergi dan tersandera. Dia bersumpah dengan nama al-Latta dan al-Uzza bahwa dia akan mengejar Nabi Muhammad dan para sahabatnya, dan bahwa dia tidak akan kembali kecuali dia telah mengambil darah mereka. Dari kejauhan, pria itu melihat kelebat bayangan Abbad di mulut lembah, dan dia beranggapan bahwa Nabi Muhammad dan pengikutnya pasti ada di lembah itu.

Diam-diam dia menarik busurnya dan melesatkan anak panah. Tanpa meleset anak panah itu menancap dalam daging Abbad. Dengan tenang, Abbad mencabut anak panah dari tubuhnya dan melanjutkan bacaannya, masih asyik-masyuk serta khusuk dengan shalatnya.

Penyerang itu menembakkan panah kedua dan ketiga, yang keduanya juga menemukan sasarannya. Abbad mencabut anak panah yang satu dan kemudian yang lain. Namun, dia tetap menyelesaikan bacaannya, melakukan ruku dan kemudian sujud. Karena lemah dan kesakitan, ia mengulurkan tangan kanannya saat masih sujud dan menggoyang teman tidurnya.

Ammar terbangun. Diam-diam, Abbad melanjutkan shalat sampai akhir dan kemudian berkata, “Bangun dan berjaga-jagalah di tempat saya. Aku telah terluka”. Ammar melompat dan mulai berteriak. Melihat mereka berdua, penyerang itu melarikan diri ke dalam kegelapan.

Ammar menoleh ke Abbad saat dia berbaring di tanah, darah mengalir dari luka-lukanya. “Subhanallah!, mengapa kamu tidak membangunkanku ketika kamu terkena panah pertama?” Abbad menjawab, “Saya berada di tengah-tengah pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang memenuhi jiwa saya dengan kekaguman dan saya tidak ingin mempersingkat bacaan tersebut. Nabi telah perintahkan saya untuk mengingat surah ini. Kematian akan lebih saya sukai daripada bacaan surah ini harus terputus ”.

Pengabdian Abbad kepada Al-Qur’an adalah tanda pengabdian dan cintanya yang intens kepada Allah, Nabi-Nya, dan agama-Nya. Kualitas-kualitas yang dikenalnya adalah perendaman dirinya yang konstan dalam ibadah, keberanian heroiknya, dan kemurahan hatinya di jalan Allah. Pada saat pengorbanan dan kematian sedang menimpanya pun dia masih selalu berada di garis terdepan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *