Apa saja dibangun: jalan, jembatan, pelabuhan, embung, dan tentu juga IKN.
Ia adalah menteri yang banyak kerja sedikit bicara. Sesekali main band. Luhut Binsar Pandjaitan dan Basuki adalah dua bintang utama di tim kabinet Presiden Jokowi.
Boyongan dengan kapal itu pasti unik. Mungkin akan ada siaran langsung dari kapal 1, kapal 2, kapal 3, dan seterusnya. Hari itu gelombang laut agak tinggi –kalau tidak ada anomali cuaca. Januari-Februari dan Juli-Agustus adalah bulan-bulan banyak gelombang.
TNI-AL pasti menjadi instansi yang paling sibuk: bagaimana mengamankan boyongan lewat laut itu.
Sebagai salah satu persiapan, Menteri Basuki mengadakan kegiatan ”pemanasan”: Nusantara Sail.
Kali ini acara ”Serial Sail” tidak lagi dilakukan di Indonesia Timur. Anda sudah tahu, pernah ada Sail Wakatobi, Sail Bitung, Sail Halmahera dan seterusnya. Kian lama acara ”Sail…” itu kurang bergema.
Maka kali ini bentuknya ”Nusantara Sail”: kapalnya berangkat dari tiga atau empat lokasi. Ada yang dari Mandar (Sulsel), Makassar (Sulsel), dan Jakarta. Ada juga yang berangkat dari Sandakan (Sabah), lewat imigrasi Nunukan (Kaltara).
Kapal mereka akan bertemu di satu titik: IKN di Kaltim. Yakni tanggal 25 September depan.
Kapal-kapal itu akan tambat di dermaga Balikpapan Super Block.
Ada yang dijadwalkan tiba tanggal 22 September. Ada juga yang 23 September.
Mereka punya waktu menikmati dulu kota Balikpapan. Keesokan harinya mereka berangkat bersama-sama menuju Teluk Balikpapan untuk menambatkan kapal di jembatan Pulau Balang.
Dari sini mereka naik mobil menuju IKN. Menteri Basuki kembali menyambut mereka di IKN. Semua peserta Nusantara Sail harus menanam pohon di IKN.
Tentu boyongan ibu kota ke IKN (dengan kapal) beda dengan boyongan rumah pakai truk.
Saya masih belum bisa membayangkan apa saja yang diangkut dengan kapal. Tentu bukan meja-kursi, apalagi peralatan pantry.
Yang jelas boyongan ini akan menjadi acara terbesar dalam masa pemerintahan Presiden Jokowi.
Boyongan pun sudah direncanakan. Maka jangan lagi ada yang tetap berspekulasi apakah Pemilu tetap jadi ada. (Dahlan Iskan)