Hajinews.id – Suatu hari ABU Nawas sedang berjalan-jalan keliling kota. Ia juga menjalani perjalanan yang agak melelahkan melewati desa-desa suku Badui.
Abu Nawas melihat sebuah rumah besar, mirip pasar, tempat orang Badui berjualan harris, bubur makanan khas petani.
Abu Nawas sangat lelah sehingga memilih untuk tidak pergi ke pasar, apalagi makan bubur yang terkenal enak itu. Ia sampai di tepi sungai dan bersembunyi di bawah pohon rindang sambil menikmati semilir angin sepoi-sepoi.
Abu Nawas menikmati suasana desa yang asri tersebut sampai ketiduran. Tidak sadar dalam kondisi terlelap, setelah terbangun, dia kaget sudah berada di dalam penjara.
Abu Nawas menatap seorang dari suku badui yang ada di depannya. “Mengapa aku dipenjara?”
“Kau akan kami jadikan campuran bubur haris,” jawab warga suku badui itu, dikutip dari nu.or.id, Selasa (12/9/2022).
“Hah? Jadi yang kau jual di tengah desa itu bubur manusia?” tanya Abu Nawas.
“Bersiaplah,” ujar orang tersebut.
Abu Nawas berkata, “Tubuhku ini kurus, kau tidak akan memperoleh daging yang banyak. Kalau kau setuju, nanti sore akan kubawakan temanku yang bertubuh gemuk.”
“Benarkah?” tanya orang itu.
“Aku tidak pernah bohong,” kata Abu Nawas coba meyakinkan.
Entah kenapa akhirnya orang dari suku badui itu percaya dan melepaskan Abu Nawas. Singkat cerita, Abu Nawas justru membawa Baginda Raja yang menyamar sebagai orang biasa untuk membereskan praktik buruk di desa itu.
Wallahu a’lam bisshawab.