Kesultanan Deli Menggelar Doa Bersama Meminta Pemerintah Fokus Humanis Ke Warga Pulau Rempang

Kesultanan Deli Menggelar Doa Bersama
Kesultanan Deli Menggelar Doa Bersama
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Warga suku Melayu asal Kesultanan Deli dan Kota Medan menggelar doa bersama di Masjid Raya Mashun Kota Medan pada Sabtu malam (16 September 2023).

Mereka menuntut penyelesaian segera atas permasalahan yang menimpa masyarakat Pulau Rempang.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Masyarakat Melayu Kesultanan Deli dan Medan prihatinmelihat konflik di sana.

“Makna dan tujuan doa ratib haddad sebagai wujud keprihatinan, sembari memohon kepada Allah SWT agar diberikan dan dibukakan jalan terbaik bagi penyelesaian permasalahan dialami saudara-saudara kita bangsa Melayu di Pulau Rempang, Batam, Kepri,” ujarnya.

Pantauan di lokasi, doa bersama ini dihadiri Sultan Deli Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah.

Sultan Deli ke 14 nampak mengenakan pakaian berwarna putih berpeci hitam.

Dia terlihat khusyuk berdoa, membacakan ayat-ayat suci Alquran bersama puluhan masyarakat lainnya yang hadir.

Menurut Tengku Ikhwan Helda bergelar Tengku Sri Setia Paduka Raja, sekaligus Sekretaris Kesultanan Deli, ratib hadad adalah kegiatan amal ibadah yang lazim dan merupakan kebiasaan sejak lama di Kesultanan Deli bersama seluruh masyarakat adat yang mendiami wilayah keadatan Kesultanan Deli.

Mereka berharap permasalahan di Rempang secepatnya diselesaikan dengan cara-cara lebih humanis dan sesuai hukum di Indonesia.

“masyarakat adat Kesultanan Deli diimbau tetap mendoakan penyelesaian terbaik bagi warga Pulau Rempang.”

Diketahui, bentrokan pecah antara aparat dan masyarakat di Pulau Rempang, Batam, Riau.

Bentrokan lantaran masyarakat lokal menolak digusur dari tanah leluhurnya yang sudah dihuni secara turun-temurun.

Pulau Rempang dan Galang rencananya akan dijadikan kawasan ekonomi baru Rempang Eco-City. Proyek ini masuk proyek strategis pemerintah pusat.

Jokowi Didesak Cabut Proyek Rempang Eco City, Rampas Hak Rakyat, Tomy Winata hingga Investor China

Konflik tak berkesudahan bahkan kian memanas di Pulau Rempang, Batam.

Masyarakat adat di Pulau Rempang digusur demi pengembangan yang dilakukan investor.

Sementara relokasi yang terkesan memaksakan masih mendapat perlawanan.

Demo yang berujung bentrokan dengan aparat tak dapat dihindari.

Dua perusahaan yang dikait-kaitkan menjalanan proyek Rempang Eco City yakni PT Makmur Elok Graha (MEG) dari Arta Graha milik Tomy Winata dan Xinyi Group asal China.

Pengembangan Rempang Eco City yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) jadi sorotan.

Teranyar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Hukum dan HAM Muhammadiyah meminta Presiden Joko Widodo membatalkan atau mencabut Proyek Strategis Nasional (PSN) rempang Eco City.

Permintaan Muhammadiyah itu tidak hanya ditujukan kepada Jokowi, tapi juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM dan Hikmah Busyro Muqoddas mengatakan pencabutan tersebut disuarakan Muhammadiyah buntut bentrok antara warga terdampak pembangunan dengan aparat pemerintah yang menyebabkan trauma termasuk anak-anak di tempat itu.

“Meminta Presiden dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia untuk mengevaluasi dan mencabut proyek Rempang Eco City sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN),” kata Busyro melalui keterangan tertulisnya, Rabu (13/9/2023).

Busyro menjelaskan Muhhamadiyah mendesak proyek Rempang Eco City dibatalkan bukan tanpa alasan.

Sebab, kata dia, Rempang Eco City merupakan PSN yang sangat bermasalah karena payung hukumnya baru disahkan pada 28 Agustus 2023.

Payung hukum itu yakni Peraturan Menko Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 tentang perubahan ketiga atas peraturan Menko Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang perubahan daftar PSN.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *