Hikmah Siang: Ikhlas Menjalankan Agama untuk Allah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Ustadz Abdullah Taslim, M.A.

Seseorang tidak akan bisa mengambil manfaat dari kebaikan, tidak akan bisa mengamalkan amalan shalih yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dengan kita mengikhlaskan agama kita untukNya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى
“Sesungguhnya amal itu adalah tergantung niatnya, dan sesungguhnya masing-masing manusia mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
“Tidak ada sesuatupun yang ada di dunia ini kecuali di sisi Kami-lah perbendaharaannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Menguasai perbendaharaan dari semua segala sesuatu yang ada di dunia ini.” (QS. Al-Hijr[15]: 21)

Ini ayat yang dijadikan oleh Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala sebagai dasar dari pembahasan kita tentang masalah ikhlas.

Ayat ini memberikan faedah kepada kita bahwa segala sesuatu tidaklah diminta kecuali kepada Dzat yang di tanganNya-lah semua perbendaraan dari segala sesuatu tersebut. Kalau kita mengetahui semua yang ada di dunia perbendaraannya ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mengapa kita minta kepada makhluk? Kenapa kita mengharapkan untuk mendapatkannya dari selain Allah Subhanahu wa Ta’ala? Harusnya tidaklah diminta kecuali kepada Dzat yang ada padaNyalah perbendaraan dari segala sesuatu tersebut.

Misalnya keinginan manusia dalam beramal yang menjadi sebab untuk tidak ikhlas, rata-rata manusia berpaling dari ikhlas karena:

1. Mengharapkan pujian dan sanjungan. Ini termasuk sebab utama yang memalingkan manusia dari ikhlas. Ini disukai oleh hawa nafsu manusia yang selalu mengajak kepada keburukan.
2. Mengharapkan balasan imbalan yang ada di tangan manusia.

Kalau kita renungkan ayat ini, tidak ada sesuatupun di dunia ini, termasuk harta yang kita inginkan, imbalan, bayaran atau perhiasan apapun, kecuali di tangan Allah semua perbendaharaannya, Dia yang Maha Menguasainya. Maka ini jelas akan bisa menghilangkan penyakit riya’ (memperlihatkan/memperdengarkan amal). Karena kalau kita tahu yang ada di tangan manusia sumbernya adalah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, kenapa kita tidak minta langsung kepada yang di tanganNyalah segala perbendaharaan langit-langit dan bumi?

وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ
“Dan sungguh milik Allah lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik tidak memahaminya.” (QS. Al-Munafiqun[63]: 7)

Kalau kita mengetahui hal tersebut, harusnya kita hanya minta dan mengharapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan izin Allah ini akan membantu kita untuk menjadikan niat kita lebih ikhlas.
Juga dengan kita memahami bahwa meminta segala sesuatu kepada selain Allah berarti meminta kepada makhluk yang tidak memilikinya dan tidak mampu untuk memenuhinya. Berarti ini adalah kebodohan dan kesia-siaan. Maka orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu menghadapkan dirinya kepada Allah dengan segala hajat dan kebutuhannya. Karena hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Kuasa untuk memenuhi segala hajat dan kebutuhan kita.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *