Luhut Blak-blakan soal Investasi China di Tengah Konflik Rempang: Jangan Sampai Lepas!

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan berharap investasi perusahaan asal China, Xinyi Glass Holdings Ltd., di Pulau Rempang dapat terealisasi di tengah konflik yang terjadi di wilayah tersebut. Hal tersebut diungkapkan Luhut saat ditemui pada pembukaan acara Marine Spatial Planning Services Expo (MSPS) 2023 di Jakarta, Selasa (19/9/2023).

Luhut mengatakan, Indonesia tidak boleh malu dalam mengintrospeksi langkah dan kebijakan yang diambil terkait masalah ini. Menurutnya, Indonesia harus mampu memperbaiki diri agar keyakinan calon-calon investor seperti Xinyi ke depannya tidak goyah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dia juga berharap investasi yang direncanakan Xinyi senilai Rp175 triliun di Pulau Rempang dapat terealisasi. “Kita harapkan jangan lah, dulu kan kekonyolan kita juga [investor] lari ke tempat lain. Kalau ada yang salah, ya kita perbaiki,” jelas Luhut.

Luhut melanjutkan, Pulau Rempang memiliki potensi investasi yang baik. Dia mengatakan, industri seperti photovoltaic, panel surya (solar panel), dan teknologi semi konduktor dapat dikembangkan di wilayah tersebut. Dia juga menegaskan pemerintah Indonesia tidak membatasi investasi untuk perusahaan tertentu di Pulau Rempang.

Indonesia membuka diri seluas-luasnya kepada para calon investor yang berminat menanamkan modalnya di wilayah tersebut. “Jangan dihubungkan ada perusahaan ini dan sebagainya, enggak ada itu. Jadi sebelum mengkritik, cek dulu kebenarannya. Jangan asal ngomong saja,” kata Luhut.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi, Susiwijono Moegiarso, mengatakan beberapa negara tetangga tengah merayu Xinyi itu mengalihkan investasi ke negaranya. “Mereka [Xinyi] datang ke kantor [Kemenko Perekonomian] bertanya mengenai insiden yang ada di Pulau Rempang, kami sampaikan kalau tidak ada masalah, ini hanya soal komunikasi saja,” ujarnya.

Dia menyampaikan investor semacam Xinyi sensitif dengan isu ras dan agama yang berujung pada konflik. Pemerintah pun khawatir hal itu akan berpengaruh pada kelanjutan investasi raksasa pabrik solar panel tenaga listrik tersebut. Apalagi, lanjutnya, sejumlah negara tetangga tertarik menggaet Xinyi untuk investasi di negaranya.

Sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand hingga Vietnam dikabarkan membujuk perusahaan asal China itu untuk mengalihkan investasinya. Dia menyebut PM Malaysia Anwar Ibrahim sangat agresif saat ini untuk menarik investor. Apalagi nilai investasi yang direncanakan Xinyi cukup besar, mencapai US$11,6 miliar.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *