Duet Anies-Muhaimin, Dwi Tunggal Pemimpin Kolaboratif dan Semangat Perubahan

Duet Anies-Muhaimin
Duet Anies-Muhaimin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Dilihat dari sisi parpol pengusungnya, yakni PKB, Partai NasDem, dan PKS adalah sama-sama parpol papan tengah yang merupakan parpol produk Reformasi. Jadi, baik sosoknya maupun parpol pengusungnya, semua produk dari era Reformasi. Pasangan AMIN berhasil memecah kebekuan status quo dengan menghembuskan angin perubahan. Ini sejalan dengan hasil survei Kedai Kopi, dimana 61% rakyat Indonesia ternyata menghendaki adanya perubahan. Hal yang tidak kalah penting adalah duet AMIN telah mematahkan isu-isu politik identitas, polarisasi antara kelompok Islam kiri dan kanan, desa dan kota, modern dan tradisional.

Gus Imin mematahkan adanya anggapan sebagian kalangan yang menyebutkan bahwa PKB dan PKS ibarat air dan minyak yang tidak akan pernah bisa menyatu dalam satu kekuatan politik. Faktanya, kini dua parpol ini menjelma dalam satu barisan kekuatan poros politik Islam. Mungkin yang juga membuat publik terkaget-kaget, dampak dari hadirnya Gus Imin dengan PKB-nya dalam Koalisi Perubahan, lagu kebanggaan warga nahdliyyin, Yahlal Waton, untuk pertama dalam sejarah, berkumandang dengan merdu di Markas Besar PKS dan dilantunkan dengan kompak oleh para elite PKS, PKB, dan NasDem. Satu pemandangan langka yang pasti membuat banyak orang geleng-geleng kepala. PKB dan PKS ternyata bisa berdampingan dengan sangat mesra.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Komposisi parpol pengusung pasangan AMIN menjadi representasi dari kekuatan politik Islam yang punya ceruk pemilihnya sendiri-sendiri. PKB lebih banyak dipilih kelompok pemilih Islam tradisional yang banyak tersebar di pedesaan, khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah, sebagian Jawa Barat dan sebagian luar Jawa, sementara PKS selama ini dikenal sebagai kekuatan politik Islam perkotaan memiliki kekuatan politik di wilayah Jawa Barat, DKI, Banten, dan Sumatera. Baik PKB maupun PKS juga sama-sama dikenal memiliki basis pemilih yang loyal dan ideologis.

Kader kedua partai ini juga dikenal sangat militan. Dua kekuatan politik Islam yang menyatu ini masih ditopang dengan kekuatan politik parpol nasionalis yakni Partai Nasdem di bawah komando Pak Surya Paloh, juga sangat kuat di sejumlah wilayah, terutama di luar Jawa. Salah satunya di Sulsel yang bisa kita saksikan pada Minggu kemarin.

Dengan kolaborasi yang baik, banyak pihak yang meyakini pasangan ini bisa menjadi “kuda hitam” dengan kekuatan yang dahsyat. Apalagi, jargon perubahan yang diusung duet AMIN ini dibangun di atas pondasi trilogi ukhuwah (persaudaraan) yakni ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan), ukhuwah islamiyah (persaudaraan antar sesama umat Islam), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia).

Misi perubahan yang diusung duet AMIN sebagai dwitunggal, yakni meletakkan semua kebijakan dan strategi pembangunan di atas prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan. Sebab, kolaboratif mensyaratkan kebersamaan dalam keadilan dan kesetaraan. Baik Mas Anies maupun Gus Imin menegaskan bahwa misi perubahan yang diusung bukan serta merta mengubah seluruh tatanan yang sudah dibangun oleh pemerintahan sebelumnya, namun perubahan yang dimaksud adalah memperbaiki hal-hal yang dianggap belum baik, dan melanjutkan tatanan yang sudah baik. Hal itu pula yang juga dilakukan Mas Anies ketika memimpin Jakarta.

Misi perubahan semacam ini tentu sejalan dengan spirit ajaran Nahdlatul Ulama (NU), yakni “al-muhafadzah ‘ala qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah”. Artinya memelihara nilai, aturan, norma, yang lama yang baik, dan mengambil nilai, aturan, norma baru yang lebih baik. Terus-menerus memperbaharui dan memperbaiki apabila ada sasaran yang lebih baik, tapi tidak pernah lupa ada fondasi-fondasi kokoh yang telah dirintis dan diwariskan kepada generasi-generasi yang harus tetap dijaga dengan baik.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *