Kaesang Resmi Jadi Ketum PSI, Apa Maknanya Bagi Pertarungan Pilpres 2024?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinewa.co.id — Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, resmi menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), pada Senin (25/09) atau dua hari setelah dia bergabung dengan partai tersebut.

Keputusan menjadikan Kaesang sebagai Ketua Umum PSI ditentukan dalam Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Memutuskan, menetapkan pengangkatan Saudara Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum DPP PSI periode 2023-2028,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie.

Surat Keputusan PSI menjadikan Kaesang sebagai Ketum PSI pun diserahkan Grace kepada Kaesang secara langsung.

Usulan agar Kaesang menjadi Ketua Umum PSI diungkap oleh sekjennya, Isyana Bagoes Oka, Ahad (24/09) malam.

Disebutkan “banyak usulan” dari kader PSI di daerah supaya anak bungsu Presiden Joko Widodo itu menduduki posisi ketua umum.

“Memang banyak aspirasi dari DPW dan DPD PSI agar Mas Kaesang menjadi Ketua Umum PSI,” ungkap Isyana kepada media.

Usulan ini muncul setelah Kaesang memastikan bergabung PSI, Sabtu (23/09).

Pengamat menilai keputusan Kaesang bergabung PSI merupakan bentuk dukungan Presiden Jokowi kepada bakal capres Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.

Sementara, Ketua DPP PSI, Dedek Prayudi, menepis anggapan bahwa pihaknya menggunakan sosok Kaesang untuk melemahkan PDI Perjuangan.

“Ada yang bilang PSI ingin menusuk PDIP menggunakan keluarga Jokowi. Seolah-olah keluarga Pak Jokowi tidak bisa berpikir sendiri, tidak bisa membuat keputusan sendiri,” kata Uki, sapaan akrabnya.

Di sisi lain, menurut pengamat, terjunnya Kaesang ke dunia politik merupakan upaya melanggengkan ‘dinasti politik’ Jokowi lewat PSI.

Meskipun saat ini masih berstatus kader PDIP, Jokowi tengah mempersiapkan kelanjutan kekuasaannya dengan menggandeng PSI – partai yang sejak Pemilu 2019 mendukung Jokowi – lewat bergabungnya Kaesang.

“Dalam berbagai kesempatan oleh media dieksplorasi kedekatan Jokowi dengan Prabowo dalam berbagai kesempatan. Jadi di sini akhirnya, bisa juga ditafsirkan sebenarnya Jokowi bermain di dua kaki,” kata Cecep Hidayat, pengamat politik dari Universitas Indonesia pada Ahad (24/9).

Ia menegaskan bahwa Kaesang dan PSI memiliki banyak kesamaan nilai, salah satunya adalah keinginan mereka mengedepankan suara kaum muda di ranah politik.

“Kaesang bergabung dengan PSI karena ada kesamaan nilai, jangan diremehkan seolah-olah beliau adalah obyek yang tidak bisa berpikir dan dijadikan alat dan lain-lain,” tegasnya.

Meski begitu, pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukmajati, mengatakan keberadaan politik dinasti masih sangat kental dalam pengelolaan partai politik. Jika Kaesang masuk PSI, ia berpotensi membangun dinasti itu pula dalam jajaran PSI jika ia maju sebagai pengurus.

“Mungkin itu menjadi bagian dari strategi yang dikembangkan secara keluarga. Artinya secara lingkungan dan tidak sekedar cuma pertimbangan yang bersifat pribadi, karena bagaimanapun juga Kaesang ini anaknya Presiden,” ujar Mada.

Pada Sabtu (23/09), Kaesang Pangarep resmi bergabung ke PSI. Terkait hal tersebut, bakal capres Ganjar Pranowo menanggapi dengan mengatakan putra bungsu Jokowi memang memiliki hak konstitusional untuk aktif berpartisipasi dalam dunia politik.

“Dalam politik ini semua orang punya hak untuk berdemokrasi, jadi silakan siapapun,” katanya di kompleks Stadion Gelora Bung Karno pada Ahad (24/09) berdasarkan laporan Tempo.co.

Apakah Jokowi akan dukung kubu Ganjar atau kubu Prabowo Pilpres 2024?

Pengamat politik Cecep Hidayat menilai Kaesang tidak bergabung dengan PDIP menandakan Jokowi sedang bermain ‘dua kaki’ dalam Pemilu 2024.

“Dengan wajah lain, dengan berbagai kesempatan sebenarnya memang secara implisit bisa disebut mendukung Prabowo,” kata Cecep.

Walaupun Jokowi masih merupakan kader PDIP yang diekspektasikan untuk setia mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, ia mengatakan Jokowi sudah beberapa kali disorot karena kedekatannya dengan bacapres Prabowo.

Sehingga, masuk akal jika akhirnya ia merestui Kaesang mengambil jalur berbeda dari ayahnya dan kakaknya, Gibran, yang masuk ke ranah politik dengan bergabung sebagai kader PDIP.

Hal ini, lanjut Cecep, menjadi semakin nyata mengingat bahwa PSI merupakan partai yang bergabung dalam koalisi yang mengusung Prabowo menjadi capres untuk Pilpres 2024.

Meski begitu, menurut Cecep, Jokowi mungkin saja mendukung Ganjar dan Prabowo secara bersamaan. Sebab, keduanya menyatakan sikap akan melanjutkan program-program Jokowi di masa kepemimpinan mereka.

“Kemudian dirinya melihat baik Ganjar maupun Prabowo dianggap sosok yang sama. Bagian dari dirinya [Jokowi] yang bisa melanjutkan kepemimpinannya,” ungkap Cecep.

Politikus dari PDIP yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengatakan bahwa saat ini jajaran partai sedang berfokus pada upaya mensosialisasikan Ganjar Pranowo sabagai capres menjelang Pilpres 2024.

Sehingga, PDIP memilih untuk tidak mengomentari soal Kaesang yang bergabung ke PSI.

Lebih lanjut, Cecep mengatakan bahwa dengan Kaesang bergabung ke PSI, Jokowi dapat saja menentukan arah keberlanjutan karier politiknya dan keluarganya usai tak lagi menjabat sebagai Presiden.

Sebab, sejak 2019 pula PSI selalu mendeklarasikan diri mereka sebagai partai pendukung Jokowi.

“Karena Jokowi punya basis massa yang besar dan amat sukar, kegiatan apa yang akan dilakukan Jokowi setelah menyelesaikan kepresidennya di 2024. Untuk memimpin PDIP amat sulit karena dinasti Soekarno sudah kuat di sana,” sebut Cecep.

Oleh karena itu, Kaesang berpeluang membuka ruang untuk pengaruh politik Jokowi – serta para relawan Jokowi – dengan dirinya bergabung ke PSI.

“Walaupun kemungkinan besar bukan Jokowi sendiri yang akan memimpin [PSI], tetapi lewat Kaesang ia dapat menggaet PSI,” tutur Cecep.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *