Disway: Bambu Ijuk

Bambu Ijuk
Bersama Jatnika, ahli bambu Sunda.--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.co.id – SEBELUM menghadiri ulang tahun Jenderal Luhut Pandjaitan saya ke Cibinong. Ke kebun raya bambu. Di tepian sungai Citarum.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Itulah hutan bambu yang ditangani Yayasan Bambu Indonesia. Panjangnya 11 Km. Tentu saya tidak menyusuri sungai sejauh itu. Juga tidak mungkin: bambunya ditanam dalam sangat padat. Apalagi sudah beranak pinak. Sudah jadi untaian rumpun yang padat.

Saya menuju sungai Citarum yang sedang melewati kota Cibinong. Agak di pinggirnya. Tidak menyangka sungai yang membelah kota Jakarta itu begitu hijaunya saat melewati Cibinong.

Saya ke rumah Pak Jatnika. Ia ketua yayasan. Sejak tahun 1986. Sejak zaman menteri perindustrian dijabat Hartarto –-ayah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Zaman itulah lahir Dekranas –dewan kerajinan nasional. Dilakukanlah inventarisasi: Indonesia memiliki kerajinan apa saja. Agar bisa dikembangkan.

“Dari 1.500-an jenis kerajinan yang 80 persen berbahan baku bambu,” ujar Jatnika.

Maka pemerintah mencari perajin bambu unggul. Untuk mendidik perajin bambu di pusat-pusat bambu. Ketemulah Jatnika.

Jatnika orang Cikadang. Kampung itu terletak antara Cibadak dan Pelabuhan Ratu. Sukabumi selatan. Sampai SMA masih di situ.

Sejak kecil Jatnika sudah membantu orang tua menganyam bambu. Lulus SMA Jatnika sudah menguasai kerajinan bambu. Sejak memilih bahan baku, mengolahnya, sampai membuat kerajinannya.

Ia juga menguasai pembuatan alat-alat musik dari bambu. Dan memainkannya. Ia Sunda tulen: menguasai juga tari Sunda dan pencak silatnya.

Mottonya:

Serumpun bambu sejuta makna.

Serumpun bambu sejuta guna.

Serumpun bambu sejuta karya.

Serumpun bambu sejuta pesona.

Makna diambil dari kegunaan yang tidak hanya fisik. Pun sampai dipakai alat menenangkan jiwa. ”Guna”, Anda sudah tahu, tidak ada bagian dari bambu yang terbuang percuma.

Pun daunnya. Daun bambu mengeluarkan oksigen. Terbanyak dibanding daun apa saja.

Satu batang bambu bisa mengeluarkan oksigen untuk seribu orang. Daun itu juga jadi pembungkus bakcang terbaik. Seminggu bakcangnya tidak basi.

Saya sendiri merasakan manfaat bambu secara pribadi. Yakni ketika beranjak remaja. Saat saya harus menjalani sunat. Yang dipakai mengiris ujung pagian luar penis saya adalah sembilu: kulit bambu yang dibuat sangat tajam.

“Bambu itu mengandung antibiotik,” ujar Jatnika. “Yang untuk sunat itu jenis bambu apus. Kulit bambunya,” ujar Jatnika.

Jatnika mendalami bambu sangat dalam. Membaca literatur. Bertemu ahli-ahli bambu dunia. Seminar-seminar. Di banyak negara.

Yayasan Jatnikalah yang menanam bambu di sepanjang 11 km pinggiran Ciliwung. Di daerah itu sudah ditanam 161 jenis bambu. Yang 70-an untuk penyelamatan: hampir saja punah.

Dari jenis sebanyak itu yang manfaat ekonominya paling besar adalah bambu apus. Hampir semua kerajinan dibuat dari jenis bambu apus: lentur, bisa diiris tipis sekali, mudah ditanam.

Yang kedua adalah petung. Karena besarnya.  Ketebalannya. Juga karena jarak ruasnya yang pendek-pendek. Kuat. Kokoh. Maskulin. Jadi andalan untuk tiang-tiang rumah bambu.

Dan ternyata begitu banyak jenis bambu petung. Ssmua ada di situ.

Jatnika memang juga ahli membuat rumah bambu. Di komplek yayasannya itu dibangun lebih dari 20 rumah bambu. Ada yang berlantai tiga. Berkamar-kamar. Untuk penginapan peserta didik pelatihan bambu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *