Disway: Jag-EV

Jag-EV
Mobil Jaguar milik Dahlan Iskan yang kini sudah diubah menjadi kendaraan listrik oleh SMK 2 PSM Takeran.--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.co.id – SAYA bertemu kembali teman lama. Selasa kemarin. Masih cantik. Mulus. Kulitnya hijau pupus. Dia sudah lama menanti saya di madrasah PSM Takeran. Sekitar 16 km di timur Magetan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namanyi sudah ganti: Jag-EV.

Di Takeran itu dia baru saja melakukan ”transplantasi hati”. Jerohannya diganti. Dari mesin bensin menjadi baterai. Jadilah Jag-EV mobil listrik konversi.

Yang melakukan konversi bisa Anda baca di stiker yang menempel di kanan-kiri: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Pesantren Sabilil Muttaqien, Takeran.

Sudah dua tahun tim SMK 2 PSM ikut pelatihan konversi bersertifikat. Di Perindustrian. Di Dikbud. Di PLN.

Gubernur Jawa Timur didampingi Gus Yanuar Miryanta atau Gus Rian (tiga dari kanan) melihat motor Honda BeAT yang dikonversi menjadi kendaraan listrik oleh siswa SMK 2 PSM

Sudah pula mempraktikkannya: dua sepeda motor diubah jadi motor listrik. Salah satunya diberi merek Take-Run.

Karya SMK itu dipamerkan kemarin. Di HUT ke-80 PSM.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa hadir. Menyaksikan. Menggunting pita. Meraba-raba logo Jaguar mengilap yang seperti sedang meloncat itu.

SMK PSM bukan satu-satunya yang bisa. Bukan pula yang pertama. Banyak SMK lain yang juga mampu. Pun bengkel swasta. Semua masih gamang: mau ke mana.

Gubernur Khofifah sudah beberapa kali ke Takeran. Sejak masih sebagai ketua umum PP Muslimat NU (saja), sampai sudah merangkap menjadi menteri dan kini merangkap gubernur. Sejak masih ”hanya” ustadzah sampai sudah menjadi birokrat teknokrat sekarang.

Khofifah adalah sedikit contoh bagi orang pesantren. Sosok yang bisa berkembang sampai memiliki kemampuan teknokrasi. Maka dia pun jadi rebutan calon presiden untuk jadi pasangan wakil presiden mereka.

Banyak lagi SMK di lingkungan PSM yang ikut pameran. PSM memang memiliki sekitar 120 madrasah. Umumnya di wilayah Magetan, Madiun, Ngawi, Nganjuk, Kediri, Tulungagung, dan sekitarnya.

Ada juga yang di Randublatung (Blora) dan Pangandaran, Jabar.

Banyak di antara madrasah itu berupa SMK.

Saya keliling pameran mendahului gubernur. Takut ada yang kurang menarik.

SMK PSM di Desa Tanjung Anom, Nganjuk, memamerkan baju digital. Yakni baju yang dibuat secara digital, dipasarkan secara digital dan pemakainya pun manusia digital: misalnya tokoh super hero atau sosok karakter digital.

SMK itu memang punya jurusan busana. Siswa kelas 2 nya hanya 6 orang. Saya kaget. Begitu sedikit. Ternyata ada persoalan mendasar di jurusan ini. Di mana-mana. Di semua SMK. Kurikulumnya harus dirombak.

Maka enam siswa itu kini dibanting ke arah digital. Kebetulan dapat partner industri. Di Nganjuk ada anak muda yang bisnis baju digital. Pasarnya sudah menembus banyak negara, termasuk di Eropa dan Amerika.

Namanyi: Aulia Praba. Umur baru 23 tahun. Dia juga alumni SMK di Nganjuk. Ayahnyi jualan baju di pasar.

Aulia sangat energetik. Lincah. Geraknyi serba cekatan. Bicaranya cepat. Wajahnyi bulat mungil. Matanyi jelalatan. Semangatnyi 500 kVa.

Saya berterima kasih kepada Aulia. Anak penjual baju di pasar jualan baju digital. Saya juga puji guru busana di SMK itu: Bu Siti Syamsiatin. Dia cekatan menangkap peluang baru.

“Mengapa mau membina siswa SMK?” tanya saya kepada Aulia.

“Lebih mudah mengajar digital ke anak-anak busana daripada mengajar busana kepada anak-anak digital,” ujar Aulia.

Maka Aulia minta semua enam siswa itu magang di kantornyi. Tidak perlu ada syarat. Tidak harus bisa coding atau menggunakan software.

“Yang penting bisa menghidupkan dan mematikan laptop,” katanyi lantas tertawa.

Dia serius dalam tawanyi.

Prinsip Aulia: lebih baik mengajari anak yang belum bisa tapi punya kemauan, daripada mengajar anak yang sudah bisa tapi kurang punya kemauan.

Ini kata-kata mantra berikutnya dari gadis 23 tahun kita: “Anak yang sudah bisa tapi tidak punya kemauan, bisanya hanya akan itu-itu saja.”

“Sebaliknya, Anak yang belum bisa apa-apa, tapi punya kemauan ia/dia akan bisa banyak hal.”

Maka sejak dibina Aulia SMK PSM Tanjung Anom jadi punya keunggulan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *