Inilah Dampak Berhenti Makan Garam Selama Sebulan Pada Tubuh

Dampak Berhenti Makan Garam Selama Sebulan
Garam
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idGaram merupakan elemen penting dalam makanan karena menambah rasa, mengawetkan makanan, dan memperbaiki teksturnya.

Namun konsumsi garam rupanya mempunyai konsekuensi kesehatan tersendiri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Konsumsi garam yang berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

Hal ini juga memberi tekanan pada ginjal, yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau batu ginjal.

Jadi, haruskah kita benar-benar berhenti makan garam? Apa jadinya tubuh Anda jika tidak makan garam selama sebulan?

Perubahan pada tubuh

Dikutip dari The Indian Express (6/7/2023), ahli nutrisi dan diet dari Rumah Sakit RN Tagore, Mukundapur, Sweta Bose mengatakan, tubuh manusia tidak dapat hidup tanpa garam (natrium).

“Ketika Anda benar-benar berhenti mengonsumsi garam selama sebulan, beberapa perubahan dapat terjadi pada tubuh,” ujar Bose.

“Awalnya, Anda mungkin mengalami penurunan retensi air dan penurunan tekanan darah sementara karena berkurangnya asupan natrium. Seiring berjalannya waktu, indera perasa menjadi lebih sensitif terhadap rasa yang tidak kentara,” imbuhnya.

Bose mengatakan, hal ini membuat seseorang akan mendapati makanannya terasa berbeda atau bahkan hambar.

Selain itu, kekurangan garam dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang akan memengaruhi fungsi otot, transmisi saraf, memicu rasa mual, muntah, pusing, dan dehidrasi tubuh secara keseluruhan.

“Kekurangan garam dapat menyebabkan koma, syok, dan kematian,” kata Bose.

Lebih lanjut, Bose menjelaskan, penting untuk menjaga keseimbangan asupan mineral melalui sumber lain dan berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum melakukan perubahan pola makan yang signifikan.

Karena tubuh manusia membutuhkan lima gram asupan mineral setiap hari yang berarti sama saja dengan konsumsi satu sendok teh garam untuk orang normal.

“Kecuali seseorang memiliki masalah ginjal, hati, atau jantung seperti kardiomiopati dilatasi, asupan garam tidak boleh dikurangi dalam makanan sehari-hari kita,” pungkasnya.

Bahaya jika mengurangi konsumsi garam

Dilansir dari healthline (11/5/2023), berikut adalah lima bahaya bagi tubuh jika membatasi konsumsi garam secara total:

1. Dapat menyebabkan serangan jantung

Memang benar bahwa mengurangi asupan garam dapat menurunkan tekanan darah Anda.

Namun beberapa penelitian observasional telah mengamati efek diet rendah garam terhadap serangan jantung, stroke, dan risiko kematian.

Sebuah penelitian menemukan bahwa kurang dari 3.000 miligram garam (natrium) per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke.

2. Dapat meningkatkan resistensi insulin

Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik akibat adanya gangguan dalam merespons insulin.

Resistensi insulin diyakini menjadi penyebab utama dari diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Sebuah penelitian yang melibatkan 152 orang sehat menemukan bahwa resistensi insulin meningkat hanya setelah tujuh hari menjalani diet rendah garam.

3. Dapat meningkatkan kolesterol jahat dan trigliserida

Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk peningkatan kolesterol jahat (LDL) dan lemak trigliserida.

Beberapa penelitian menemukan bahwa diet rendah natrium dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida.

Dalam tinjauan studi tahun 2003 pada orang sehat, diet rendah natrium menyebabkan peningkatan kolesterol jahat sebesar 4,6 persen dan peningkatan lemak trigliserida sebesar 5,9 persen.

Tinjauan yang lebih baru melaporkan peningkatan kolesterol sebesar 2,5 persen dan peningkatan trigliserida sebesar 7 persen.

4. Peningkatan risiko kematian akibat gagal jantung

Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan darah dan oksigen.

Menariknya, pengurangan konsumsi garam dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian pada penderita gagal jantung.

Menurut penelitian, orang yang membatasi asupan garam memiliki risiko kematian 160 persen lebih tinggi. Hal ini tentu memprihatinkan, karena penderita gagal jantung sering kali diminta untuk membatasi asupan konsumsi garam.

Namun hal ini masih butuh penelitian lebih lanjut.

5. Risiko lebih tinggi terkena hiponatremia

Hiponatremia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya kadar natrium dalam darah.

Gejalanya mirip dengan gejala dehidrasi. Dalam kasus yang parah, otak bisa membengkak dan bisa menyebabkan sakit kepala, kejang, koma, dan bahkan kematian.

Orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi terkena hiponatremia. Hal ini karena orang lanjut usia lebih mungkin menderita suatu penyakit atau mengonsumsi obat yang dapat menurunkan kadar garam dalam darah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *