Inggris hingga Malaysia Hentikan Proyek Kereta Cepat, Loyalis Anies: Pemimpin yang Punya Otak Itu Pasti Berhitung

Subsidi Kereta Cepat
Kereta Cepat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Loyalis Anies Baswedan, Andi Sinulingga, kembali memberikan bandingan antara proyek Kereta Api Cepat yang ada di Indonesia, Inggris, dan Malaysia.

Seperti diketahui, Inggris dan Malaysia memutuskan menghentikan proyek kereta cepat mereka atas alasan biaya membengkak dan jadi beban keuangan negara.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Pemimpin yang punya otak itu pasti berhitung betul soal beban keuangan negara,” ujar Sinulingga dalam cuitan Twitternya (16/10/2023).

Seorang pemimpin, kata Sinulingga, bisa membuat keputusan yang mesti didahulukan atau diprioritaskan.

“Dia (Pemimpin) bisa membuat keputusan, mana yang harus didahulukan dan mana yang tidak,” Sinulingga menuturkan.

Menurutnya, seorang pemimpin yang telah berevolusi mentalnya tidak lagi memiliki hasrat untuk bergaya-gayaan agar dicap paling hebat.

“Pemimpin yang terevolusi mentalnya, tak lagi berhasrat untuk gaya-gayaan supaya dibilang hebat dstnya, tapi lebih untuk rakyat banyak,” tandasnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak memutuskan untuk membatalkan mega proyek kereta cepat atau high-speed rail (HSR) fase kedua.

Pemberhentian itu tetap dilakukan meskipun sebagian proses kontruksinya terlanjur berjalan.

Diketahui, HSR fase kedua tersebut menghubungkan London dengan Manchester sejauh 530 kilometer.

Keputusan Sunak itu diambil karena ekonomi negara dalam kondisi sulit serta biaya investasinya membengkak sangat tinggi.

Dalam pidatonya, Sunak mengatakan anggaran jumbo pembangunan kereta cepat mestinya dialihkan untuk proyek transportasi lainnya.

Proyek transportasi yang menurut Sunak jauh lebih prioritas seperti pembangunan jalan raya, rel kereta api baru, hingga pengadaan bus-bus untuk mendukung transportasi publik di seluruh Inggris yang lebih merata.

Sementara pada negara tetangga, Malaysia dan Singapura, juga sempat membangun proyek kereta cepat.

Kereta cepat itu direncanakan akan menghubungkan Kuala Lumpur dengan Jurong.

Namun, pada 2020, Malaysia membatalkan proyek tersebut karena setelah dihitung ulang, investasinya dinilai sangat memberatkan dan bisa membebani keuangan negara.

Adapun saat ini, proyek tersebut malah mangkrak dengan sebagian kecil infrastruktur yang sudah terlanjur dibangun.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *