Kultum 241: Penyembelihan Syar’i VS Pemingsanan

Penyembelihan Syar’i VS Pemingsanan
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Ada dua ahli peternakan di Jerman yang merancang sebuah penelitian yang sangat canggih dengan menggunakan  sekelompok sapi yang telah cukup dewasa. Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda berupa microchip yang dikenal dengan sebutan Electro-Encephalograph, sering disingkat EEG. Microchip EEG ini dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih.

Sementara itu, di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar ketika disembelih. Untuk meminimkan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi dari ‘Barat’.

Di dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan: saluran makanan, saluran nafas, dan dua saluran pembuluh darah (arteri karotis dan vena jugularis). Perlu diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, metode ‘Barat’ justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan dan penyembelihan hingga sapi itu benar-benar mati. Hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh kedua hali dari Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa poin berikut.

Penyembelihan secara syariat Islam emnunjukkan hasil bahwa, (1) pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus, tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini menunjukkan bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit. (2) pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur lelap) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

(3) setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol).

Hasil ini diinterpretasikan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa, “No feeling of pain at all” atau “tidak ada rasa sakit sama sekali”. (4) karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Sebaliknya, dalam penyembelihan cara ‘Barat’ (1) segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan “tampaknya” tanpa “mengalami” rasa sakit.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *