Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan bersabda, “Sejatinya umatku pada hari kiamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudhu semasa hidupnya di dunia.”
“Aku akan menanti umatku di pinggir telagaku di alam mahsyar. Dan ketahuilah bahwa akan ada dari umatku yang diusir oleh Malaikat. Sebagaimana seekor unta yang tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga ia pun diusir. Melihat sebagian orang yang memiliki tanda-tanda pernah berwudhu, maka aku memanggil mereka, “Kemarilah.”
Namun para Malaikat yang mengusir mereka berkata, “Sejatinya mereka sepeninggalmu telah mengubah-ubah ajaranmu.”
Mendapat penjelasan semacam ini, maka Rasulullah berkata, “Menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku mengubah-ubah ajaranku.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim).
Hikmah
Diusirnya di Padang Mahsyar tentu bukan keinginan umat Islam. Pada hari itu justru umatnya sangat mengharapkan keselamatan dari Nabi Muhammad SAW.
Agar tidak termasuk golongan umat Nabi Muhammad SAW yang diusir di Padang Mahsyar, Ustadz Muhammad Arifin Baderi berpesan agar menjaga kemurnian ajaran Rasulullah SAW dan mengamalkan dengan seutuhnya tanpa ditambahi atau dikurangi.
“Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang mendapat syafaat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pada hari kiamat kelak. Amiin,” tulisnya sebagaimana dimuat dalam laman Muslim.or.id. Wallahu’alam.
1 Komentar