Daftar Donatur Palestina
Hajinews.co.id – Guru Besar Biokimia IPB University. Prof.Dr. drh Hasim dari DEA berhasil menemukan 6 jenis herbal yang berpotensi antidiabetes. Seperti yang Anda ketahui, diabetes merupakan penyakit silent killer atau penyakit yang seringkali tidak menimbulkan keluhan.
Data penderita diabetes di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan menurut situs Kementerian Kesehatan, jumlah penderita diabetes diklaim bisa mencapai 30 juta pada tahun 2030.
Diabetes adalah penyakit atau kelainan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Diabetes seringkali tidak menunjukkan gejala. Namun penderitanya seringkali merasa haus, cepat merasa lapar, dan harus sering buang air kecil.
Prof Hasim mengatakan, ada enam jenis herbal yang berpotensi antidiabetes, antara lain angkak dan bekatul, batang salak, daun murbei, kulit kopi guyo arabica, dan daun serai wangi. Penelitian ini dilakukannya dengan menggunakan metode in silico, in vitro dan in vivo, dengan menggunakan tikus sebagai hewan percobaan.
Temukan Obat Herbal Obesitas
Selain diabetes, lulusan Institut Politeknik Nasional Toulouse (Prancis) ini juga menemukan obat anti obesitas. Seperti halnya diabetes, obesitas juga meningkat di Indonesia.
Menurut panduan Hari Obesitas Sedunia 2023, jumlah penderita obesitas meningkat drastis selama 10 tahun terakhir. Dari 10,5% pada tahun 2007 menjadi 21,8% pada tahun 2018.
Dalam kuliahnya, Prof Hasim menunjukkan bahwa 10 jenis tanaman anti obesitas tersebut adalah daun kelor, daun kemangi, daun asam jawa, buah asam gelugur, rimpang lengkuas, rimpang kencura. , daun jenggot kucing, daun jambu biji, serai wangi dan kayu secang.
“Hasil meta-analisis kami, diperoleh 10 tanaman tersebut merupakan tanaman terbaik di Indonesia yang memiliki potensi antiobesitas,” katanya dalam laman IPB dikutip Jumat (20/10/2023).
Dari irisan tersebut, diperoleh potensi herbal yang memiliki aktivitas anti-obesitas sekaligus antidiabetes. Menurutnya, riset terkait antiobesitas dan antidiabetes mellitus harus terus dilakukan mengingat prevalensi kedua penyakit tersebut dari tahun ke tahun terus meningkat.
