Di Balik Pencawapresan Mahfud MD

Pencawapresan Mahfud MD
Mahfud MD dan Ganjar Pranowo
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Keempat, terkait masalah dijebloskannya tokoh sentral FPI Habib Rizieq Syihab (HRS) ke dalam penjara yang penuh rekayasa. Hanya karena dia menyatakan dirinya sehat, lalu dijadikan tersangka penyebaran berita bohong. Ini terjadi menyusul kepulangan Imam Besar FPI itu ke tanah air setelah cukup lama mengungsi ke Arab Saudi. Sebelumnya, MMD sempat mengeluarkan pernyataan bahwa HRS itu bukan siapa-siapa. Seolah memancing reaksi para pendukung HRS, sehingga ribuan orang menyambutnya di Bandara Soekarno Hatta.

Dan barisan penyambut itu mengular sangat panjang sampai ke markas besar FPI di Petamburan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kelima, berkenaan dengan kasus terbunuhnya 6 pengawal HRS di tangan personel polisi, di KM 50 Jakarta-Cikampek, pada Senin dini hari, 7 Desember 2020. Kasus ini sudah disidangkan dan menarik perhatian publik. Tapi sejauh ini masih banyak orang yang menganggap persidangan itu dagelan. Karenanya dianggap belum tuntas.

Keenam, yang paling anyar dan sangat menarik perhatian publik. Yaitu yang menyangkut kisruh penggusuran masyarakat pribumi dan penduduk asli di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pernyataan MMD bahwa persoalan di Rempang bukanlah menggusur tapi mengosongkan. Kata-kata “mengosongkan” dan itu beda dengan menggusur yang disampaikan Menko Polhukam itu sangat menyakiti perasaan masyarakat Rempang dan rumpun etnis Melayu pada umumnya. Begitu juga bahkan masyarakat lainnya di Nusantara yang ikut merasa tersakiti melihat apa yang terjadi di Rempang.

Persoalannya, dari beberapa hal di atas MMD tak berbuat apa-apa. Sebagai pejabat pemerintah, tentu saja dia lebih memihak kepada kebijakan yang dijalankan penguasa. Tapi dia lupa bahwa semua itu sangat melukai hati dan perasaan publik. Kasus Rempang bagaimanapun telah melahirkan semangat solidaritas rumpun melayu senusantara.

Sedangkan persoalan HTI, FPI, HRS dan kasus KM 50 tidak bisa dihindari sangat melukai perasaan umat Islam. Yang akan membalaskan dendam mereka, dengan cara tidak akan memilih Ganjar-Mahfud.

Dalam hal ini, jangan dianggap HTI, FPI dan HRS itu tidak ada massa pendukungnya. Karena dalam penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 terbukti massa Islam pendukungnya sangat besar. Terutama dalam Aksi 212 yang menggelora sejak 2016. Harusnya diingat bahwa seorang tokoh bisa saja dikerangkeng dalam penjara, tapi buah pikirannya di benak para pengikutnya tidak akan pernah tenggelam. Dan organisasi bisa saja dibubarkan, tapi ideologi yang diusungnya tidak akan pernah mati. (*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *