“Ada 4 level hadis, yang paling tinggi yakni Hadist Shahih, dibawah Hadist Shahih itu adalah Hadist Hasan, dan dibawah Hadist Hasan itu adalah Hadist Dhoif, dan dibawahnya lagi adalah Hadist Maudhu atau Hadist Palsu,” jelasnya.
Oleh karena itu, kata UAS, mengusap wajah setelah berdoa boleh diamalkan.
“Maka, hadist tentang mengusap wajah setelah berdoa itu memang dhoif, tetapi karena banyak riwayatnya maka naik statusnya menjadi hadist hasan. Artinya apa? Boleh diamalkan,” sebutnya.
Lalu bagaimana dengan mengusap wajah setelah selesai memberi salam ketika mengerjakan salat ?
Mengenai hal ini, Ustad Abdul Somad juga tidak mengetahui alasan sebagian orang melakukan itu.
“Saya tak tau. Tapi karena saya tak tau saya tanya, karena saya takut nyalahkan orang,” ungkap UAS.
“Kenapa kalian usap wajah kalian (setelah salat )? Saya habis berdoa pak ustad. Habis berdoa kan usap wajah,” tambahnya.
Ternyata, doa yang dimaksud itu adalah doa tambahan yang dibaca ketika duduk tasyahud akhir.
Kemudian, Ustadz Abdul Somad tetap mengerjakan salam dengan satu periwayat, dan tidak mengusap wajah setelahnya.
“Saya salam tetap satu periwayat, habis itu (salat) saya tidak mengusap wajah. Setelah selesai berdoa baru saya mengusap wajah,” terangnya.
Menurutnya, jika kembali pada hadist dasar, Nabi Muhammad SAW ketika berdoa tangannya diangkat.
Barulah ketika selesai berdoa, Nabi Muhammad SAW menurunkan tangannya dan mengusap wajah.
Sementara ketika membaca doa-doa tambahan di tasyahud akhir dalam salat , tangan kita tidak diangkat.