Hajinews.co.id – Suatu hari Abu Nawas pergi ke kebunnya. Di sana ia duduk di atas pohon besar, lalu melepas pecinya dan menikmati segarnya angin.
Menurut saluran YouTube resmi Humor Sufi, Abu Nawas sedang memperhatikan tamannya yang luas. Dia menanam banyak buah di sana. Dilihatnya pohon labu yang sudah berbuah dan semakin besar. Dia pikir dia akan mengambilnya.
Ia bertanya-tanya mengapa pohon labu yang akar merambatnya mudah patah bisa menghasilkan buah yang besar.
Tetapi pohon tinggi dan besar yang sedang ia duduki, buahnya kecil-kecil. Apakah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak tertukar memberikan rahmat-Nya?
Ketika asyik memandangi buah labu dan menikmati embusan angin, tiba-tiba batang pohon bergeseran. Buahnya jatuh tepat di kepala Abu Nawas yang sedang tidak memakai sorban.
Buahnya lalu diambil dan dimakan. Sontak dia berpikir Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak keliru menentukan besaran ukuran buah di setiap jenis pohon.
Jika buah yang kecil itu menjadi sebesar labu, pasti akan menyakiti manusia saat sudah matang dan jatuh. Nah, berarti memang Allah Azza wa Jalla tidak akan pernah keliru.
Itulah cara unik Abu Nawas mengajarkan untuk bersyukur atas kebijaksanaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak terbatas.
Wallahu a’lam.