Disway: Letkol Piper

Bangkai pesawat yang dipiloti Doug Larsen.--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.co.id – Pilot itu tidak mau menyalakan lampu di landasan. Padahal sudah jam 8 malam. Sudah gelap. Tidak pula ada cahaya bulan. Ia pilih menerbangkan pesawat pribadinya dalam kegelapan seperti itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Satu menit setelah terbang, pesawat balik arah, melewati atas bandara itu lagi.

Lalu… pyaaaang…menabrak bukit. Mental.

Menabrak bukit satunya lagi. Hancur.

Pilotnya tewas. Demikian juga Amy, istrinya. Pun dua anak laki-lakinya yang masih berumur 11 dan 8 tahun. Cures. Satu keluarga.

Di bandara ini semuanya serba dilakukan sendiri. Oleh pilot. Self service. Termasuk kalau harus isi bahan bakar. Kalau perlu penerangan pun harus menyalakan listrik sendiri. Termasuk lampu landasan.

Ini hanya bisa terjadi di Amerika Serikat. Di bandara-bandara kecil. Di pedalaman. Termasuk di Canyonlands Regional Airport di dekat kota kecil Moab ini.

Anda sudah tahu di mana Moab: di dataran tinggi Utah, 4 jam naik mobil dari Salt Lake City. Ke arah tenggara.

Yang dimaksud bandara kecil itu, panjang landasannya 2.100 meter. Lebih panjang dari bandara baru Singkawang. Itu pun masih ditambah landasan gravel sepanjang 600 meter.

Doug Larsen, pilot malam itu, baru berusia 47 tahun. Bung Mirza tahu siapa Doug: anggota senat negara bagian North Dakota. Periode pertama. Terpilih dua tahun lalu.

Larsen juga seorang militer. Pangkatnya letnan kolonel. Kesatuannya: penerbangan angkatan darat. Jam terbangnya sudah panjang: 1.800 jam. Di pesawat militer. Termasuk ketika terlibat dalam perang di Iraq –lebih tepatnya serbuan ke Iraq.

Mungkin karena jagoan terbang itu Larsen merasa biasa saja: take off dalam kegelapan. Bahwa tupai pun bisa jatuh Larsen merasa ia bukanlah tupai.

Tidak ada tupai yang bisa jadi pilot –apalagi jadi ketua mahkamah konstitusi.

Hari itu Larsen hanya mampir di bandara Canyonlands. Ia terbang dari Scottsdale.

Anda juga sudah tahu di mana Scottsdale: di pinggir kota Phoenix, Arizona. Ada acara keluarga di situ. Makanya Larsen datang sekeluarga.

Ia pilih datang menggunakan pesawat pribadi. Kecil. Berbaling-baling satu. Jenis Piper.

Anda pun sudah tahu piper: jenis burung yang badan dan kakinya panjang tapi sayapnya pendek. Yakni burung yang hidup dalam koloni besar, kebanyakan di daerah dingin di utara.

Tapi pabrik pesawat Piper sudah pindah ke negara bagian panas: di Florida. Panas cuacanya, panas politiknya.

Inilah jenis pesawat yang populasinya luar biasa banyak di dunia: 140.000 lebih. Anda pun bisa beli pesawat ini. Tidak lebih mahal dari Tesla di harga yang pertama-tama dulu. Apalagi kalau di pasar bekas.

Kini pabrik pesawat Piper itu milik pemerintah Brunei Darussalam. Sejak 2009. Yakni sejak perusahaan itu mengalami kesulitan keuangan akibat krisis moneter tahun 2008 –bersamaan dengan ambruknya Bank Century di Indonesia.

Tentu ketika CG Taylor mendirikan perusahaan itu, di New York tahun 1927, tidak menyangka kalau orang Melayu mampu membelinya di suatu saat.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *