Unik, Kisah Abu Nawas: Bisa Ajari Keledai Membaca

Ajari Keledai Membaca
Keledai
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idPada suatu hari, Abu Nawas menerima hadiah dari Baginda Raja berupa seekor keledai. Dia pasti sungguh gembira. Abu Nawas menerima dengan senang hati.

Asal tahu saja, keledai adalah hewan yang masih berasal dari keluarga kuda. Hewan ini telah lama digunakan sebagai pekerja selama ribuan tahun.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pada sekitar tahun 3000 SM, keledai pertama kali didomestikasi mungkin di Mesir atau Irak (Mesopotamia). Keledai sering digunakan sebagai alat transportasi dan juga untuk melakukan pekerjaan lainnya, seperti menarik kereta kuda atau membajak ladang.

Abu Nawas sendiri memerlukan keledai sebagai sarana transportasi. Dengan memiliki keledai, tidak perlu berjalan kaki ke mana-mana.

Jadi jika Abu Nawas senang dengan hadiah itu. Apalagi keledai tersebut dari Baginda Raja. Tapi tunggu dulu, ternyata “ada udang di balik batu” terkait hadiah itu.

“Ajari keledai itu membaca. Dalam dua pekan, datanglah kembali kemari, dan kita lihat hasilnya,” ucap Baginda Raja dengan wajah serius, seperti dilansir Kalam Sindonews.

Mendengar perintah itu, wajah Abu Nawas mendadak pucat. Wajah ceria yang biasa diperlihatkan pun mendadak hilang. Abu Nawas sadar ini adalah ujian yang mesti diselesaikan dengan baik dan benar. Jika gagal, habislah dia.

Abu Nawas pun berlalu, dan dua pekan kemudian dia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Baginda Raja menunjuk ke sebuah buku besar. Abu Nawas pun menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku tersebut, dan tidak lama mulai membalik halamannya dengan lidah. Terus-menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Abu Nawas.

“Demikianlah,” kata Abu Nawas. “Keledaiku sudah bisa membaca,” lanjutnya dengan wajah khas senyum simpul.

Baginda Raja mulai menginterogasi, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca?”

Abu Nawas berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.”

“Tapi,” tukas Baginda tidak puas, “Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?”

Abu Nawas menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan?”

Baginda mengangguk-angguk sembari menatap wajah keledai dan Abu Nawas secara bergantian. “Dasar …” gumam Baginda, lalu mengusir Abu Nawas bersama keledainya itu.

Wallahu a’lam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *