Begitu krisis kemanusiaan di Baitul Maqdis ini tidak dianggap sebagai urusan dalam agama Islam, maka di saat itu juga kaum Muslim kehilangan potensi yang besar untuk bersatu, berukhuwah dan menolong saudaranya yang didzalimi oleh penjajah israel
Sebaliknya, israel selalu menggunakan teks-teks agama, untuk memotivasi para yahudi untuk mendukung mereka. Karena mereka sangat paham bahwa dukungan akan lebih mudah didapat, andaikan mereka menggunakan agama untuk menarik simpati penganut yahudi
Begitu pula, konflik internal yang terjadi di Palestina, tidak berarti menjadikan kita untuk menganggap wajar penjajahan, pembantaian yang terjadi di Baitul Maqdis. Apalagi membenarkan pendudukan israel sebab itu sudah diakui oleh “dunia modern”, sudah didukung oleh PBB dan negara-negara yang berkuasa
Rasulullah membangun kepedulian terhadap Baitul Maqdis lebih dari hanya urusan kemanusiaan, geopolitik, kekuasaan, atau apapun. Rasulullah membangun kesadaran kaum Muslim atas Baitul Maqdis berdasarkan agama yang kita anut, yaitu Islam
Bila mereka yang bukan Muslim bersimpati kepada penduduk Palestina sebab kemanusiaan, tentu itu satu hal yang sangat baik. Akan tetapi, bila kaum Muslim juga mencukupkan diri sama seperti itu, maka dimana kesadaran yang Rasulullah ajarkan pada kita?
Tetap perhatikan Baitul Maqdis, sebagaimana Rasulullah memperhatikannya. Tetap bangun kesadaran akan pentingnya Baitul Maqdis, sebagaimana Rasulullah melakukannya pada para sahabat. Tetap tanamkan, keberpihakan pada Baitul Maqdis dan penduduknya adalah urusan agama kita