Kinerja Ekspor Anjlok, Jokowi Wajib Was-was, Pesta ‘Durian Runtuh’ RI Selesai!

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Sejumlah ekonom memperkirakan kinerja ekspor Indonesia tak akan bisa menjadi harapan mendukung pertumbuhan ekonomi pada sisa akhir tahun ini. Hal ini disebabkan anjloknya harga komoditas yang sebelumnya menjadi ‘durian runtuh’ bagi Indonesia dan lemahnya permintaan negara lain.

Pada kuartal III-2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun telah melambat ke level 4,94% secara tahunan (yoy) dari sebelumnya selama tujuh kuartal berturut-turut di level atas 5%, sejak kuartal IV-2021 sebesar 5,03%. Hingga kuartal II ekonomi RI masih tumbuh 5,17%.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kinerja ekspor sendiri sudah anjlok sejak kuartal II-2023 dengan kontraksi sebesar minus 2,97%, lalu memburuk pada kuartal III-2023 dengan kontraksi sebesar minus 4,26%. Sejak kuartal IV-2022, kinerja ekspor telah melemah menjadi 14,93% dari kuartal III tahun itu di level 19,41%. Lalu kuartal I-2023 ke level 11,94%.

Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, anjloknya kinerja ekspor tersebut memang disebabkan pelemahan ekonomi global yang menurun, menyebabkan melemahnya permintaan. Negara mitra dagang utama Indonesia, yakni China ekonominya pun pada kuartal III-2023 hanya tumbuh 4,9% dari kuartal II 6,3%.

“Untuk tahun ini ekspor cenderung menurun performanya karena penurunan permintaan global, terutama dari China dan juga karena penurunan harga komoditas andalan ekspor Indonesia. Tahun ini kita proyeksi ekspor tumbuh 1,5% dan tahun depan ekspor tumbuh 6,17%,” ucap Myrdal dikutip dari keterangannya, Selasa (7/11/2023).

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga mengungkapkan hal serupa. Ia menekankan, aktivitas perdagangan global akan semakin meredup seiring dengan pelemahan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi global menurut proyeksi IMF per Oktober 2023 hanya akan di level 3%, turun dari level 2022 sebesar 3,5%.

“Di sisa kuartal tahun ini, kami tetap berpegang pada ekspektasi kami bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih banyak ditopang oleh faktor domestik dibandingkan faktor eksternal, mengingat perlambatan ekonomi global dan meningkatnya volatilitas pasar global masih dapat terjadi hingga akhir tahun,” tuturnya.

Merespons kondisi ini, pemerintah akan merilis beberapa kebijakan untuk mendorong ekspor bisa kembali tumbuh positif. Apalagi kini harga komoditas utama andalan ekspor Indonesia alami penurunan tajam. Salah satunya adalah relaksasi peraturan menteri keuangan (PMK) mengenai ekspor produk manufaktur.

“Kebijakan pemerintah termasuk membolehkan sektor manufaktur yang biasanya ekspor bisa ke dalam negeri 50% ini direlaksasi lebih dari 50% dari PMK sudah bisa,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, di kantornya, Jakarta, Senin (6/11/2023)

Airlangga mengaku telah mengkoordinasikan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. “Kami sudah minta direvisi regulasinya sehingga bisa lebih mendorong ekspor,” terangnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *