Said Iqbal Klaim Ada Parpol Bayar Lembaga Survei supaya Elektabilitas Partai Buruh Terbawah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menuding ada partai politik (parpol) yang meminta lembaga survei untuk membuat partai yang dipimpinnya selalu berada di posisi terbawah terkait elektabilitas.

Hal ini disampaikannya saat konferensi pers di Kantor Exco Partai Buruh, Jakarta Timur, Rabu (22/11/2023).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Awalnya, Said mengatakan hasil survei dari berbagai lembaga selalu menempatkan Partai Buruh tidak meraih suara sampai satu persen.

Menurutnya, hal tersebut tidak masuk akal lantaran anggota Partai Buruh di Indonesia mencapai sekitar 10 juta orang.

“Selama ini kan lembaga survei selalu menempatkan Partai Buruh (meraih suara) nol koma, nol koma, nol koma.”

“Padahal anggota kami itu tercatat total di seluruh Indonesia itu 10 juta,” katanya.

Kemudian dia mencontohkan hasil survei dari lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Indikator Politik selalu menempatkan Partai Buruh dengan elektabilitas 0-0,1 persen.

Said pun lalu mengatakan pemilih yang akan ikut dalam Pemilu 2024 sekitar 149 juta.

Sehingga, sambungnya, ketika seluruh suara dari pemilih dinyatakan sah dan dihitung berdasarkan hasil survei dari kedua lembaga di atas, maka Partai Buruh hanya memperoleh 149 ribu suara.

“Itu tidak masuk akal bagi Partai Buruh. Masa dari 140 ribu yang memilih Partai Buruh dengan elektabilitas 0,1 persen,” kata Said.

Berdasarkan temuan inilah, Said menuding bahwa lembaga-lembaga survei yang ada dibayar oleh parpol untuk menjatuhkan elektabilitas Partai Buruh dalam kontestasi Pemilu 2024

“Kami tahu mereka dibayar oleh partai tertentu untuk menghancurkan Partai Buruh. Karena Partai Buruh akan mengambil suara partai lain,” ujarnya.

Said menduga hal ini dilakukan lantaran parpol lain takut pemilih di pemilu sebelumnya bakal berpaling ke Partai Buruh.

“Karena mereka khawatir suara konstituen mereka yang selama ini ada, akan balik yang berasal dari Partai Buruh ke kami,” katanya.

Said mengungkapkan pihaknya lalu membuat survei internal dengan responden berlatar belakang buruh.

Dia mengklaim survei dari internal Partai Buruh dilakukan secara independen.

“Ini satu metode ilmiah. Kita akan lawan survei bayaran dengan survei independen,” tuturnya.

Lalu seperti apa elektabilitas Partai Buruh? Ini hasilnya berdasarkan hitung-hitungan dari tiga lembaga survei yaitu Lembaga Survei Indonesia (LSI), Poltracking, dan Indikator Politik.

 

1. Lembaga Survei Indonesia (LSI)

Berdasarkan hasil survei dari LSI pada 16-18 Oktober 2023 terhadap 1.229 responden, Partai Buruh hanya meraih 0,2 persen suara.

Partai ini kalah dari beberapa parpol baru lainnya yang baru ikut dalam Pemilu yaitu Partai Garuda dan Gelora yang sama-sama meraih 0,3 persen.

Bahkan, Partai Buruh kalah jauh ketimbang Partai Ummat yang baru ikut Pemilu di edisi 2024 dengan raihan 1 persen suara.

Sedangkan parpol dengan elektabilitas tertinggi diraih PDIP dengan 23 persen suara dan disusul Gerinda pada 17,1 persen.

 

Kemudian, ada Golkar di posisi ketiga dengan 7,4 persen suara.

 

– PDIP: 23 persen

– Gerindra: 17,1 persen

– Golkar: 7,4 persen

– PKS: 6,4 persen

– PKB: 6,3 persen

– NasDem: 5,2 persen

– Demokrat: 4,3 persen

– PAN: 4,1 persen

– PPP: 2,5 persen

– Perindo: 2,4 persen

– Ummat: 1,2 persen

– PSI: 1 persen

– Hanura: 0,6 persen

– Garuda: 0,3 persen

– Gelora: 0,2 persen

Partai Buruh: 0,2 persen

– PKN: 0 persen

– PBB: 0 persen

– Tidak tahu/Tidak jawab: 17,8 persen

 

Poltracking

Di sisi lain, PDIP kembali berada di peringkat teratas dengan elektabilitas mencapai 23 persen.

Sedangkan di peringkat kedua ada Gerindra yang memperoleh 18,1 persen dan disusul Golkar (8,8 persen), PKB (8,4 persen), dan Partai NasDem (8,3 persen).

 

– PDIP: 23 persen

– Gerindra: 18,1 persen

– Golkar: 8,8 persen

– PKB: 8,4 persen

– NasDem: 8,3 persen

– PKS: 6,5 persen

– Demokrat: 5,1 persen

– PAN: 4,8 persen

– PPP: 3,2 persen

– Perindo: 2,1 persen
– PSI: 1,8 persen
– Hanura: 0,7 persen
– Garuda: 0,3 persen
– Ummat: 0,1 persen
– PBB: 0,1 persen
– Gelora: 0,1 persen
– Partai Buruh: 0,1 persen
– Tidak tahu/Tidak jawab: 8,4 persen

 

Indikator Politik

Senada dengan dua hasil survei sebelumnya, elektabilitas Partai Buruh tidak mencapai satu persen berdasarkan survei yang dilakukan Indikator Politik pada rentang 27 Oktober-1 November 2023 terhadap 1.220 responden.

Partai yang sudah berdiri sejak tahun 1998 itu hanya meraih 0,2 persen.

Partai Buruh berada di bawah Hanura yang meraih 0,6 persen dan PSI dengan elektabilitas mencapai 0,9 persen.

Namun, berbeda dengan hasil survei dari dua lembaga sebelumnya, Partai Buruh berada di atas PKN (0,1 persen), PBB (0,1 persen), Partai Garuda (0,1 persen), dan Partai Ummat (0 persen).

Di sisi lain, PDIP lagi-lagi menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi dengan raihan 24,1 persen dan diikuti oleh Gerindra (14,4 persen) dan Golkar (9,3 persen).

 

– PDIP: 24,1 persen

– Gerindra: 14,4 persen

– Golkar: 9,3 persen

– PKB: 7,7 persen

– NasDem: 7 persen

– PKS: 6,2 persen

– Demokrat: 5,2 persen

– PAN: 4,3 persen

– PPP: 3 persen

– Perindo: 1,5 persen

– PSI: 0,9 persen

– Hanura: 0,6 persen

– Gelora: 0,2 persen

Partai Buruh: 0,2 persen

– PKN: 0,1 persen

– PBB: 0,1 persen

– Garuda: 0,1 persen

– Ummat: 0 persen

– Tidak tahu/Tidak jawab: 14,9 persen

 

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *