Relawan, Kesadaran atau Tuntutan Penghargaan?

Relawan
Yusuf Blegur
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Yusuf Blegur

Hajinews.co.id – Kepuasan relawan itu saat presiden terpilih yang didukungnya mampu mengemban amanat rakyat. Presiden yang mampu menghadirkan kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya, menjadi kebahagiaan yang hakiki dan sejati relawan pendukungnya. Lalu kenapa gundah dan belingsatan dengan eksistensi dalam menghadapi dinamika capres-cawapres?.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sedikit sekali orang yang menganggap pekerjaan tak ada hubungannya dengan rezeki. Pekerjaan menjadi kewajiban atau harga diri seseorang di hadapan Tuhan. Sedangkan rezeki itu menjadi ranah Tuhan, kepada siapapun diberikan rezeki itu menjadi otoritasNya. Manusia dan hewan sekalipun, tak peduli bagaimanapun keadaannya, selalu mendapat rezeki karena Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Sulit dibantah, loyalitas dan militansi hanya bisa didapat dari pemberian kompensasi. Taat pada aturan dan tunduk pada atasan maka akan diganjar dengan gaji dan fasilitas lainnya. Setiap hari mengikuti regulasi, menjalani rutinitas bahkan lebih dari separuh umur yang dijalani dalam hidupnya. Begitulah yang terjadi pada karyawan dan semua profesi yang komersil. Lalu bagaimana dengan relawan terutama pada hajatan besar seperti pilpres?. Punyakah loyalitas dan militansi tanpa kompensasi, atau tak ubahnya dengan karyawan yang lazimnya memiliki penghasilan.

Sebagian profesi atau status sosial memang tak bisa dipisahkan dari dualisme manfaat. Di satu sisi menjadi kewajiban, di lain sisi perlu pendapatan atau penghasilan. Bahkan untuk profesi atau pekerjaan yang dianggap mulia dan tinggi derajatnya sekalipun, tak bisa dilepaskan dari yang namanya upah. Beragam pekerjaan atau profesi yang mulia mulai dari guru, dosen, ASN, TNI-Polri, menteri dan Presiden, hingga ulama, pendeta serta pemuka agama lainnya tak bisa lepas dari gaji atau penghasilan.

Semakin tinggi derajat pekerjaan seseorang biasanya semakin tinggi gajinya atau fasilitasnya, semua mendapatkan kompensasinya. Penjelasan klasik sekaligus mutakhir yang tak bisa memisahkan pekerjaan dan gaji, karena manusia butuh hidup. Untuk itu butuh pekerjaan agar mendapat uang dan dengan uang selanjutnya dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Setiap orang pada akhirnya harus berhadapan dengan kondisi sarat pergumulan mengadu kesadaran ideal spiritual dan kesadaran rasional materil. Menjadi egois atau altruis. Antara prioritas diri atau mengutamakan banyak orang, atau seperti mana yang lebih dulu dikejar antara kehidupan dunia dan akhirat.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *