Oleh: Ustazd Abu Riyadl Nur Cholis Majid rahimahullah
Hutang hukumnya mubah tapi konsekuensinya HARUS DIBAYAR.
Apabila kita mampu utk segera melunasinya, maka bergegaslah melunasinya..dan wajib dibayar jika hutang tsb telah jatuh tempo. Jika tdk, maka anda akan BERDOSA..
“مَطْل الغنيِّ ظلم. وإذا أُتْبع أحدكم على مَلِئٍ فليَتْبع” متفق عليه.
Menunda pembayaran hutang dlm kondisi mampu adalah suatu KEZHALIMAN. Dan jika salah seorang diantara kalian diikutkan (hutangnya) kepada orang yg mampu, maka hendaklah dia mengikutinya”
[Al-Bukhari III/55, 85 Muslim III/1197 nomor 1564]
Ingatlah wahai saudaraku. Hutang itu akan menjadi BEBAN kita diakhirat jika tidak dibayar, Dan (hisabnya) hitungannya antara anda dan orang yg anda hutang uangnya tsb..
Ingatlah jika salah seorang diantara kita meninggal dunia dlm kondisi berhutang, bisa jadi hutang tersebut disepelekan oleh pewaris kita, dan nantinya ia akan menjadi beban di hari akhirat.
Ketahuilah wahai saudaraku, jika engkau meremehkan hutangmu maka ia merupakan KEHINAAN di siang hari dan FIKIRAN dimalam hari, kemudian BEBAN di akhirat nanti.
Maka JANGAN GAMPANG BERHUTANG.
اَللَّهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Ya Allah! Cukupilah aku dengan rezekiMu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Perkayalah aku dengan karuniaMu (hingga aku tidak minta) kepada selainMu.”
HR. At-Tirmidzi 5/560, dan lihat kitab Shahihut Tirmidzi 3/180
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”
[HR. Al-Bukhari 7/158]
_____
https://t.me/kajianislamchannel
https://instagram.com/kajianislam_channel