Petruk Lengser Keprabon

Petruk Lengser Keprabon
Petruk Punakawan (Pegawai Jalanan)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Jeremy Huang Wijaya, budayawan Tionghoa, tinggal di Bandung.

当我们种下恶与恶的时候,那么那时我们就会失去我们的冠冕和地位

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dāng wǒmen zhǒng xià è yǔ è de shíhòu, nàme nà shí wǒmen jiù huì shīqù wǒmen de guānmiǎn hé dìwèi

Artinya: Di saat kita tanam keburukan, saat itu keberhasilan dan mahkota akan hilang sirna.

Hajinews.co.id – Dikisahkan Prabu Punta Dewa, yaitu Yudhistira memberikan mandat kepada Petruk untuk merawat pusaka milik Prabu Puntadewa yakni Jamus Kalimasada.

Tetapi sayang Petruk tidak amanah kabur membawa pusaka itu kemudian menaklukkan kerajaan Rancang Kencono dan menjadi Ratu disana.

Pusaka bertuah Kalimasada ini ia curi demi hasrat ambisi untuk berkuasa. Setelah berkuasa menjadi raja, Petruk mabuk kekuasaan, lupa diri sejati dirinya.

Begitulah kosmologi budaya kepemimpinan Jawa dalam memaknai tanda-tanda alam “Petruk Dadi Ratu” lengser keprabon.

Kekuasaan tidak lepas dan tidak bisa dipisahkan campur tangan alam semesta dan menjadikan bahwa kekuasaan itu hadir sebagai sesuatu yang agung dan sakral.

“Termasuk adanya kepercayaan, manakala penerima wahyu keprabon dalam kepemimpinannya menyalahgunakan kekuasaannya, bertindak sewenang-wenang, atau otoritarian, berperilaku tidak adil, wahyu keprabon itu akan ditarik kembali oleh dunia Atas.”

“Sang raja kehilangan sinar wahyu keprabon. Hhal ini antara lain ditandai mulai meredupnya legitimasi politiknya. Ia juga mulai kehilangan kredibilitas di mata rakyat, sehingga terjadi krisis kepemimpinan, karena dianggap tidak amanah, mengabaikan tugas utamanya mensejahterakan rakyat, lebih mementingkan diri sendiri, keluarga dan kroni-kroninya.”

Dan kejahatannya terbongkar Ketika Petruk tidak amanah dalam menjalankan fungsi sebagai raja, tidak menjalankan tugas dengan baik, membuat Prabu Puntadewa menugaskan Gareng untuk menangkap Petruk karena Petruk terlibat KKN.

Petruk ditaklukkan dan dilengserkan kekuasaannya, kemudian diserahkan kepada Prabu Puntadewa untuk diadili.

“Sing bener ketenger, sing salah seleh (Siapa berbuat benar dia akan terbukti, siapa berbuat salah dia akan lengser). Becik ketitik, olo ketoro (yang baik terlihat, yang buruk tampak).”

“Sopo kang mbibiti olo, wahyune bakal sirno (yang menanam keburukan, kebahagiannya akan sirna).”***

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *