Bansos Tidak Boleh Dijadikan Alat Politik Untuk Merebut Suara Pada Pilpres 2024

Bansos pilpres
Bansos pilpres
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Bantuan sosial (Bansos) pemerintah digunakan di tengah pemilu untuk mendapatkan keuntungan pemilu.

Ketua Umum PAN Zulkfil Hasan berkampanye dengan cerita masyarakat akan memilih Prabowo-Gibran agar dilanjutkan Jamsostek dan BLT.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Peneliti senior BRIN, Prof. Lili Romli berpendapat bahwa kampanye seperti itu tidak etis. Untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, tidak boleh bergantung pada Bansos, ujarnya. Menurutnya, kampanye model ini justru melanggengkan kemiskinan.

“Ini bisa dikatakan mereka ingin agar rakyat tetap miskin sehingga tergantung terus pada Bansos. Ini bentuk politik populis yang salah kaprah,” tegas Prof Lili Romli di Jakarta, Kamis (14/12/2023).

Menurut dia, kampanye politik seharusnya berfokus pada upaya menyejahterakan rakyat seperti penciptaan lapangan usaha bagi rakyat, lapangan pekerjaan, peningkatan pendidikan sehingga rakyat bisa keluar dari jerat kemiskinan.

“Bukan terus-menerus melestarikan bansos,” ujarnya.

Dia menilai program Bansos kini melenceng dari tujuan awal. “Sekarang Bansos sudah bersifat politis, sudah ditunggangi politik,” ujar Lili.

Bansos menjadi instrumen klientelisme untuk meraih suara dalam rankpemenangan pemilu dan pilpres. Padahal pendanaan bansos bersumber dari uang rakyat.

“Anggaran negara, yang berasal dari pajak bahkan dapat dari utang luar negeri, disalahgunanakan, dimanipulasi dan dimanfaatkan untuk pemenangan pemilu. Ini sangat disayangkan,” tegas Lili.

Lili menekankan pentingnya kesadaran publik untuk melihat bansos secara jernih di tengah masa pemilu. Bansos bukan berasal pribadi melainkan negara.

“Semoga rakyat sadar dan mengetahui bahwa Bansos bukan kemurahan hati penguasa. Sebab yang digunakan bukan uang pribadi, tetapi uang negara. Pada hakikatnya adalah uang rakyat,” katanya.

Tidak Mendidik

Pakar Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan bantuan sosial dipakai untuk meraih kepercayaan publik sejak lama.

“Bansos tinggi untuk meraih kepercayaan publik,” kata Trubus, Kamis (14/12).

Lebih dari sekadar untuk melanggengkan kekuasaan, Bansos harus memberi harapan kepada masyarakat miskin jika disalurkan dengan tepat.

Warga penerima bansos. Ilustrasi. Foto: Ricardo/jpnn.com

“Bahwa Bansos juga membawa harapan kepada masyarakat miskin untuk bertahan dalam mengarungi hidupnya,” ujar Trubus.

Namun, jika Bansos ini digaungkan terus oleh Paslon 02, tidak bisa dipungkiri karena ada anak Presiden Joko Widodo disitu, yang terus mengatakan bahwa dia akan melanjutkan kerja-kerja bapaknya.

Menurut Trubus, kelekatan antara Jokowi dan Bansos sudah begitu mengakar. “Jujur saja masyarakat bawah bingung kalau Pak Jokowi tak lagi Presiden, Bansos masih mengalir atau tidak?” ungkap Trubus.

Apalagi bagi masyarakat yang tergolong miskin ekstrem. “Harapannya, bagaimana orang miskin ekstrem mendapatkan dua kali lebih banyak,” ujar Trubus.

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang berani menjanjikan Bansos  diminta untuk mencari dulu akar masalahnya agar tidak menjadi ketergantungan.

“Persoalannya apakah Bansos itu lama?  Kan tidak mendidik kalau terus-menerus dipelihara,” pungkas Trubus.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *