Emosi Tanggapi Anies di Debat Capres, Pakar Komunikasi: Branding Gemoy Prabowo Hilang

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Pakar Komunikasi Emrus Sihombing memberikan catatan kepada Prabowo Subianto saat debat Capres perdana dan citra gemoy saat kampanye.

Adu argumen yang terjadi antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto menghangatkan momen debat Capres perdana di KPU pada Selasa (12/12/2023) lalu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Keduanya terlihat saling melempar pertanyaan tajam.

Bahkan Prabowo Subianto terlihat cukup emosional ketika Anies Baswedan menyinggung mengenai ketidakmampuan Prabowo bertahan sebagai oposisi.

Dalam beberapa kesempatan Prabowo Subianto sempat menaikan suaranya.

Terlihat pula gestur tangan Prabowo Subianto yang aktif ketika menjawab pertanyaan tajam.

Momen tersebut dilihat sebagai bentuk ketidaksinkronan dengan karakter gemoy yang hendak dibangun oleh Prabowo-Gibran saat kampanye Pilpres.

Anies Baswedan dan Prabowo Subianto debat sengit soal oposisi, Ganjar Pranowo beri respons

Dilansir Tribunnews.com, Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyebut citra gemoy yang dibangun Prabowo Subianto luntur di debat perdana Pilpres.

Tampil emosional saat adu gagasan, menurut Emrus, Prabowo menunjukkan karakter aslinya sebagai calon pemimpin.

“Terlihat ada ketidaksinkronan antara branding gemoy dengan perilaku kemarin ketika debat. Perangai Prabowo semalam mengonfirmasi bahwa itu (karakter) aslinya dia sebelum muncul citra gemoy,” kata Emrus kepada wartawan, Kamis (14/12/2023).

Emrus menilai gemoy berarti menggemaskan. Julukan itu lekat pada Prabowo karena kerap spontan berjoget atau menari ketika menghadapi keadaan “sulit”.

Salah satu aksi joget yang viral ialah saat Prabowo berhadapan dengan jurnalis Najwa Shihab dalam adu gagasan ala Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pertengahan September lalu.

Citra Prabowo sebagai sosok yang menggemaskan tak muncul di Pilpres 2019. Ketika itu, Prabowo dikenal publik sebagai sosok yang tegas dan cenderung emosional.

Dalam salah satu momen kampanye, Prabowo bahkan pernah terekam menggebrak podium saat sedang berorasi.

Menurut Emrus, citra gemoy adalah salah satu strategi pencitraan Prabowo.

“Strategi ini gagal. Padahal, aslinya bukan begitu (gemoy). Harusnya, menurut saya, pencitraan itu harus sejalan dengan perilaku sehari-hari dia. Sehingga, (tidak) terlihat kontradiktif,” ucap Emrus.

Debat Sengit Prabowo dan Anies

Momen debat Anies Baswedan dan Prabowo Subianto soal oposisi dan kualitas demokrasi, mendapat respons dari Capres Ganjar Pranowo.

KPU menggelar debat perdana Capres menjelang Pilpres 2024.

Dalam debat perdana kali ini seluruh pasangan Capres dan Cawapres hadir.

Yakni pasangan Anies-Cak Imin atau AMIN, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud.

Pada tema debat perdana yang dibahas adalah tema Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik, dan Kerukunan Warga.

Dalam sesi debat, Capres nomor urut 1, Anies Baswedan melontarkan pertanyaan tajam kepada Prabowo Subianto.

Pertanyaan itu terkait kondisi dan kualitas demokrasi di Indonesia yang menurun termasuk minimnya keberadaan oposisi.

Merespons pertanyaan Anies Baswedan itu, Prabowo Subianto memberi sanggahan.

Menurut Prabowo Subianto, tak mungkin Anies Baswedan yang pada 2017 diusung oleh Prabowo Subianto bisa terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

“Pertama, adanya kebebasan berbicara. Kedua, adanya oposisi yang bebas mengkritik dan berfungsi sebagai penyeimbang pemerintahan. Ketiga, Adanya proses pemilu, pilpres yang netral dan berjalan transparan,” kata Anies Baswedan.

“Dan jika kita melihat hari ini, dua hal pertama terlihat sedang ada masalah. Kebebasan berbicara bermasalah, dan oposisi sangat minim hari ini.”

Prabowo yang diberi kesempatan menanggapi Anies langsung bereaksi cepat.

“Mas Anies, Mas Anies… Saya rasa Mas Anies ini terlalu berlebihan. Mas Anies mengeluh tentang demokrasi. Mas Anies ketika terpilih menjadi Gubernur DKI ketika itu, menghadapi pemerintah yang berkuasa,” kata Prabowo.

“Saya yang mengusung Bapak. Kalau demokrasi kita tidak berjalan tak mungkin Anda jadi gubernur. Kalau Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubenur.

Saya waktu itu oposisi, Mas Anies. Anda ke rumah saya, kita oposisi, Anda maju dan Anda bisa terpilih jadi gubenur,” ujar Prabowo mengakhiri pernyataannya sambil berjoget.

Mendengar debat sengit antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo turut bereaksi.

Menurut Ganjar Pranowo perdebatan antara Anies dan Prabowo berlangsung dengan seru dan serius karenanya ia tak enak hati untuk ikut serta.

“Saya jadi tidak enak, mohon maaf. Dua kawan saya sedang nagih janji dan buka buku lama.” tutur Ganjar Pranowo.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *