Anies Baswedan, Talenta Komunikasi dan Ustadz

Anies Baswedan
Anies Baswedan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Shamsi Ali

Hajinews.co.id – Pagi ini saya ingin melanjutkan tulisan tentang debat itu. Maklum masih hangat diperbincangkan oleh banyak kalangan. Hanya saja saya akan menggandengkan tulisan ini dengan kunjungan Anies Baswedan ke Jambi dan Riau. Saya hanya ingin memastikan jika momentum-momentum penting ini tidak terlewatkan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hal yang pasti dengan debat itu bahwa hampir semua mengakui jika capres Anieslah yang memenangkan debat itu. Tentu bagi pendukung Anies seperti saya hal ini menggembirakan. Walaupun orientasi dukungan itu bukan untuk kemenangan dalam berdebat. Tapi untuk memenangkan kompetisi pilpres di tahun depan.

Bahkan di antara “non-supporters” (bukan pendukung) Anies ada juga yang ikut setuju dengan kesimpulan di atas. Hanya saja, ini yang lucu dan menggelikan, kesimpulan mereka dibumbui dengan kata-kata “memang Anies kan pintar ngomong. Pintar merangkai kata”.

Saya ingin merespon komentar “pintar ngomong dan merangkai kata” ini. Karena masyarakat awam bisa saja termakan dengan ungkapan-ungkapan seperti itu. Apalagi didukung oleh buzzer-buzzer bayaran selama ini.

Pertama, perlu saya tegaskan bahwa kemampuan berbicara dan merangkai kata itu sebenarnya sudah merupakan kelebihan tersendiri yang dimiliki oleh seseorang. Bukankah ilmu komunikasi memang menjadi bidang tersendiri di dunia akademis. Bahkan dalam ilmu bahasa Arab misalnya ada ilmu menata kata yang disebut “ilmu balaghoh”.

Kedua, seperti yang pernah disampaikan oleh Anies sendiri ketika dikritik atah ditanya tentang phare itu: “lebih baik pintar bicara tapi dengan gagasan dan ide yang terstruktur daripada minim gagasan dan susah pula mengekspresikan diri”. Saya ingin tegaskan sekali lagi bahwa Pemimpin itu perlu skill komunikasi untuk menyampaikan ide-ide dan pesan-pesan kepada rakyat dan dunia internasional.

Ketiga, dalam perspektif agama itu sendiri, berbicara itu penting bahkan diperintahkan. Rasulullah itu diperintah bicara. Berbagai perintah “qul” (katakan) atau “ballig” (sampaikan) berulang kali disebutkan dalam al-Qur’an. Yang dilarang adalah menyampaikan sesuatu yang tidak ada wujudnya atau tidak dilakukan (lima taquuluuna maa laa taf’alun).

Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apakah memang Anies selama ini mengatakan hal-hal yang dia tidak lakukan? Jawabannya adalah seperti yang sering oleh Anies sampaikan: “merespon itu bukan dengan ucapan dan kata-kata. Tapi dengan aksi, data dan fakta”.

Ambillah satu contoh ketika orang lain berusaha membangun imej dan persepsi tentang Anies yang intoleran dan tidak berpihak kepada kelompok lain, apapun arti kata “kelompok lain” itu. Ambillah sebagai misal kelompok agama. Benarkah Anies intoleran dan selalu berpihak hanya kepada umat Islam saja? Jawaban kenyataannya adalah bahwa dalam sejarah DKI, Anieslah yang paling banyak memberikan izin pembangunan rumah-rumah ibadah non Islam, baik gereja, candì dan pura. Bahkan izin bangunan rumah ibadah yang sudah puluhan tahun tidak diberikan, Anies berhasil meloloskannya.

Poinnya adalah Anies adalah kandidat yang menyatukan antara gagasan/ide dan visi misi yang solid, kemampuan komuniasi yang handal, dan komitmen kerja untuk membuktikan janji-janji itu kepada masyarakat. Bukti, fakta dan kenyataan ini yang menjadikan Anies selalu percaya diri di hadapan segala upaya “character assassination” itu. Syukur mungkin karena efek “sholawat asyghil” kini para buzzer itu saling menerkam.

Sering saya mengatakan jika saja kita memiliki secuil kejujuran dalam hati pastinya diakui bahwa Jakarta di bawah kepemimpinan Anies mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Dari kemacetan, polusi, banjir, hingga kepada pengadaan fasilitas-fasilitas yang dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat dan DKI, bahkan negara. Satu di antaranya adalah Jakarta Internasional Stadium (JIS). Anda mau menyembunyikan dengan merubah rumputnya pun jelas ini adalah karya gemilang anak-anak bangsa.

Anies dan ustadz-ustadz

Saya sengaja menggandengkan perihal ini di bagian tulisan tentang debat. Hanya karena asaya tidak ingin kehilangan momentum untuk mengomentari kunjungan Anies ke Riau, bertemu bahkan menginap di kediaman Ustadz Abdul Somad yang juga populer dikenal UAS. Bagi saya hal ini sangat menggembirakan. Tidak saja karena doronagan kalkulasi-kalkulasi electoral. Tapi kedekatan ini menunjukkan ada suatu nilai dan karakter yang dimiliki oleh Anies Baswedan, yang mungkin saja tidak pada capres yang lain.

Ternyata kunjungan ini adalah undangan UAS ke Ibunya capres Anies untuk berkunjung ke kediaman Ibunda UAS. Dua sosok Ibu yang luar biasa,. Melahirkan dua sosok anak yang memiliki kasih sayang dan penghormatan kepada sang Ibu. Dalam agama Islam, kasih sayang dan penghormatan kepada Ibu memiliki posisi yang sangat mulia. Musa, Isa, Muhammad dan banyak para nabi dan Rasul lainnya (alaihim sholawatullah) memilki rekam jekak kedekatan dengan Ibu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *