Catatan Debat Cawapres 22/12/23, Segmen Dua, Prioritas Anggaran (3)

Catatan Debat Cawapres
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Lagi-lagi, Gibran mencoba menjelaskan banyak hal, tetapi tidak relevan dan terkesan asal bicara: Kenaikan penerimaan pajak tidak ada relevansinya dengan prioritas anggaran!

Artinya, tax ratio naik berapapun, permasalahan APBN tetap sama, sebagai sumber daya terbatas yang memerlukan prioritas alokasi penggunaan anggaran: untuk pembangunan infrastruktur fisik versus pembangunan kualitas SDM dan ekonomi rakyat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Keempat, pernyataan Gibran menaikkan tax ratio harus dielaborasi lebih dalam, bagaimana cara menaikkan rasio pajak? Kalau hanya bicara saja memang sangat mudah. Setiap orang bisa. Sama seperti Jokowi. Waktu mau memberlakukan tax amnesty, Jokowi juga bilang, rasio pajak akan naik menjadi 14,6 persen pada 2019. Kenyataannya, rasio pajak turun dari 10,7 persen (2015) menjadi 9,8 persen (2019). Apakah pernyataan Gibran ini akan mengulang pernyataan Jokowi, yang asal janji saja?

Dalam tanggapannya, Mahfud menyoroti pembiayaan IKN yang disampaikan Gibran. Mahfud minta Gibran menjelaskan lebih lanjut, investor mana yang sudah investasi di IKN. Menurut Mahfud, belum ada investor swasta yang sudah merealisasikan investasi di IKN, apalagi asing.

Tanggapan Mahfud sebenarnya juga kurang relevan. Yang perlu disoroti seharusnya, berapa besar anggaran APBN yang sudah dikeluarkan untuk IKN, berapa besar dalam persentase dari total pembangunan infrastruktur fisik, dan dari anggaran pembangunan SDM dan ekonomi rakyat.

Kemudian Cak Imin menanggapi. Sangat bagus. Cak Imin perlu dikasih kredit pada sesi ini. Cak Imin mengembalikan diskusi ke inti pertanyaan, yaitu prioritas anggaran. Cak Imin menegaskan, dalam alokasi anggaran yang terpenting adalah bisa membaca prioritas kebutuhan infrastruktur, yang kemudian akan menentukan prioritas anggaran. Sangat masuk akal. Luar biasa.

Tanggapan Gibran kepada Cak Imin sangat menyedihkan. Gibran menyindir Cak Imin tidak konsiten, dulu mendukung IKN tapi sekarang tidak. Jawaban tidak bermakna seperti ini tidak perlu dipertontonkan kepada publik pada saat debat cawapres. Mungkin cukup di warung kopi. Karena tidak ada relevansi dengan pertanyaan sesi ini dan dengan jawaban Cak Imin.

Gibran kemudian menambahkan, pembangunan IKN bukan hanya membangun bangunan pemerintah tetapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan. Lagi-lagi, Gibran offside. Bukan menjawab prioritas anggaran APBN, tetapi klaim “pemerataan pembangunan” yang pasti akan menjadi debat panjang. Seperti klaim Jokowi, tax ratio akan naik menjadi 14,6 persen, tetapi tidak pernah terbukti.

Kesimpulannya, jawaban Gibran tidak bermakna, dan tidak menjawab permasalahan “prioritas anggaran” yang menjadi inti pertanyaan terakhir dari segmen kedua ini.

…. nantikan Catatan Debat Cawapres sesi selanjutnya

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *