Pilpres, Privat, dan Publik

Pilpres Privat dan Publik
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Apa yang kini tengah berlangsung, dalam batas tertentu, dapat dikatakan sebagai proses strategi privat lebih dominan menguasai arena. Oleh sebab itu, di tengah optimisme, rasa pesimistis masih kuat menyebar, yakni rasa pesimistis bahwa dalam jangka dekat perbaikan akan berlangsung. Perbaikan yang dimaksud ialah bekerjanya kepentingan publik di arena politik atau politik sepenuhnya menjadi arena publik.

Apakah nyala cahaya masih dimungkinkan? Pada titik ini publik berharap kepada pada pihak yang terlibat dalam proses pilpres dan khususnya para kandidat. Yang diharapkan ialah kesediaan atau keikhlasan untuk menjadikan proses kontestasi sepenuhnya sebagai arena publik. Apa yang sebaiknya berkembang dalam jangka dekat? Apa pula yang hendaknya mulai dirintis untuk masa depan?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Satu, dianut dan dikembangkannya paradigma ‘untuk republik’ dalam keseluruhan langkah politik kontestasi. Dalam kerangka itu, kandidat, mau tidak mau, harus secara ikhlas menerima kenyataan bahwa dirinya tidak lagi (sepenuhnya) dalam otoritas dirinya, tetapi telah menjadi representasi arena dan kepentingan publik. Secara demikian, kampanye harus diletakkan sebagai proses publik dan bukan proses privat.

Apakah hal itu tidak merugikan karena dalam proses memuat apa yang dirumuskan sebagai strategi dan dalam pemahaman umum, strategi bukanlah sesuatu yang bersifat terbuka (publik), melainkan ada sifat ‘rahasia’ (privat) di dalamnya? Pada titik itulah, dibutuhkan kerangka berpikir baru, dengan strategi dibebaskan dari sifat ‘tertutup’ dan sebaliknya menjadi suatu cara yang bersifat terbuka. Apakah hal tersebut dimungkinkan?

Tentu yang harus disadari bersama dan menjadi landasan ialah bahwa dalam keseluruhan proses, yang sesungguhnya ingin dimenangkan ialah Indonesia, bukan orang per orang atau suatu kepentingan sempit. Komunikasi luas menjadi hal yang baik dan strategis karena segala jenis siasat ialah upaya agar kepentingan publiklah yang memimpin proses, dari awal hingga akhir. Secara demikian, publik akan merasa menjadi pihak utama dan dengan begitu, segala beban dalam proses kontestasi akan menjadi tanggung jawab bersama. Strategi dengan begitu menjadi domain publik.

Dua, bahwa oleh karena yang kesatu, sudah seharusnya rekrutmen kepemimpinan nasional menjadi kewajiban negara. Hal itu berarti bahwa negara, pada masa depan, harus menyiapkan desain strategis, yakni suatu pola dasar kaderisasi kepemimpinan nasional. Negara dalam hal itu membangun sistem sedemikian rupa sehingga hanya yang terbaik yang akan masuk ke wilayah layanan publik. Keanehan-keanehan atau ketidakwajaran akan minimal atau hilang sama sekali.

Dengan begitu, negara memiliki kebijakan pembiayaan politik yang memadai, yang mengurangi secara signifikan bekerjanya kekuatan finansial (person, kelompok) dalam proses kontestasi politik. Di masa depan, publik akan menikmati proses politik sebagai kontestasi gagasan, yakni pertarungan pikiran dari pribadi-pribadi yang telah teruji secara publik, baik kapasitas, integritas dan kualitas kepemimpinannya. Artinya, segala yang kini disebut ‘rahasia’, eksklusif sehingga butuh investigasi untuk mendapatkannya, akan menjadi sejarah. Kita yakin 2024 menjadi pintu gerbang ke arah masa baru tersebut.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *