Ahmad Ali yang Eksotis, Sudirman Said yang Dialogis

Ahmad Ali dan Sudirman Said
Ahmad Ali dan Sudirman Said
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Perdebatan antara Ahmad Ali dan Sudirman Said soal penting atau tidaknya untuk menjalin komunikasi dan kemungkinan menjajaki kerjasama dengan paslon lain yang menjadi salah satu rival. Wacana itu menjadi menarik dan mampu menunjukan geliat demokrasi sekaligus “intelektual excersise” yang sehat di Timnas AMIN. Ini berarti merepresentasikan kubu pendukung AMIN mulai dari partai politik, birokrasi, pengusaha dan akademisi hingga para relawan. Mampu menegaskan dalam kubu AMiN, sejatinya tidak alergi pada perbedaan pendapat terhadap masalah dan solusinya dalam upaya memenangkan pasangan AMIN.

Ahmad Ali bisa jadi sedang berusaha meyakinkan ke semua anasir pendukung pasangan AMIN, bahwasanya komitmen, konsistensi dan integritas pada perjuangan memenangkan Anies-Gus Imin sebagai presiden dan wakil presiden saat kontestasi pilpres 2024, harus dijaga dan dikawal sepenuh hati. Termasuk untuk tidak bersentuhan maupun menjalin komunikasi dengan kompetitor. Terlebih kepada paslon yang keduanya disinyalir menjadi sub ordinat dari rezim kekuasaan distortif dan yang ingin melanggengkan kekuasaan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selain mereduksi sikap dan mental oposisi serta kerja-kerja politik yang penuh resiko selama memperjuangkan pasangan AMIN. Upaya menjalin komunikasi apalagi sampai bekerjasama dengan paslon yang tidak mengusung perubahan dan berorientasi pada membangun Indonesia yang lebih baik. Hal itu layak disebut ketololan dan mungkin juga sebagai penghianatan, mungkin seperti itu di mata Ahmad Ali. Di luar itu, wajar Ahmad Ali gigih menjaga Marwah pasangan AMIN, mengingat dia menjadi salah satu orang yang berhasil mengawinkan Anies dan Gus Imin menjadi pasangan capres-cawapres.

Berbeda dengan Sudirman Said, mantan menteri dan pernah menjadi calon gunernur Jawa Tengah itu, mencoba mengambil peran-peran terbuka sebagai sosok yang mendukung, sekaligus jubir Timnas AMIN. Sudirman Said lebih menampilkan sikap politik yang moderat dan akomodatif terhadap konstelasi dan konfigurasi politik pilpres yang berkembang. Sudirman Said berkeyakinan dengan terjadinya polarisasi dan tensi yang tinggi di antara kedua paslon yang menjadi rival pasangan AMIN, membuka peluang sinergi dan kolaborasi yang menguatkan pasangan AMIN baik untuk pertama maupun putaran kedua pilpres 2024. Ada blessing selain kerangka taktis dan strategis saat menghadapi kontestasi capres dan cawapres yang begitu dominan dipengaruhi variabel politik yang luas, boleh jadi seperti itu yang ada dalam benak Sudirman Said.

Ahmad Ali tak bisa disalahkan, begitupun dengan Sudirman Said. Keduanya memiliki perspektif politik yang sama-sama visioner dan akurat. Kedua sosok penting dalam kubu pasangan AMIN ini telah mengukir capaian yang maksimal dan terus bertumbuh untuk memenangkan Anies dan Gus Imin sebagai presiden dan wakil presiden pilihan rakyat Indonesia. Kerja cerdas, kerja cerdas dan spartan menampilkan inisiasi, kreatifitas dan inovasi politik sejauh ini untuk membesarkan pasangan AMIN, tak terhitung lagi dilakukan Ahmad Ali dan Sudirman Said. Keduanya dalam hal ini hanya berbeda sudut pandang dan kalkulasi politik. Hal-hal demikian sah-sah saja sejauh tidak kontra produktif dan menjadi bumerang bagi pasangan AMIN.

Publik pada umumnya dan internal pendukung pasangan AMIN, layak belajar pada keduanya. Ahmad Ali dan Sudirman Said memberikan pelajaran penting, tentang bagaimana demokrasi bisa hidup dengan kebebasan ekspresi namun rasional dan bertanggungjawab, tidak mengabaikan etika dan kesetaraan serta yang paling penting tidak feodal dan menyuburkan politik dinasti. Ada proses dialektika di balik perdebatan Ahmad Ali dan Sudirman Said yang selama ini langka dipertontonkan diruang publik, terutama dalam lingkungan partai politik, birokrasi dan di kalangan akademisi. Menarik dan menggembirakan sekaligus menjadi ajang pembuktian, kubu pemenangan pasangan AMIN begitu kaya akan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

Ahmad Ali dan Sudirman Said pada akhirnya telah memberikan semacam tutorial penting bagi siapapun yang mendamba perubahan, kepentingan taktis dan strategis sekalipun tetap terbuka menampilkan diskursus dan kritik otokritik yang sehat. Begitulah kedua punggawa pasangan AMIN berdinamika. Sebagaimana yang telah menutup akhir tahun dan membuka lembaran tahun baru, panggung politik dihangatkan oleh Ahmad Ali yang eksotis dan Sudirman Said yang diaoligis.

Konfrontasi atau kompromi terhadap sesuatu, sangat ditentukan sejauh mana mengukur kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Bekasi Kota Patriot.
20 Jumadil Akhir 1445/ 2 Januari 2024.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *