Hajinews.co.id – Anda pasti tahu tentang jahe bukan?
Kombinasi rasa yang unik antara pedas, panas, dan sedikit manis paling cocok ditampilkan dalam masakan.
Saat dikonsumsi, rasa pedasnya memberikan sensasi hangat di mulut, sedangkan rasa manisnya menambah kelembutan rasa pedasnya.
Namun selain untuk keperluan kuliner, ia juga sangat populer dalam pengobatan karena kandungannya.
Diantaranya karbohidrat, serat, protein, mineral seperti zat besi dan kalium, serta vitamin seperti vitamin C yang sangat baik untuk tubuh. Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk mengonsumsinya secara rutin, seperti air jahe yang populer.
Air jahe merupakan minuman herbal sederhana yang banyak diminum orang dalam keadaan panas.
Namun tahukah Anda bahwa tidak semua orang bisa dengan aman meminum air jahe?
Pasalnya, jahe ternyata bisa membahayakan orang yang mengalami gangguan kesehatan seperti berikut ini. Ayo kita coba!
Kondisi Kesehatan yang Tidak Dianjurkan Konsumsi Jahe
Ada kalanya seseorang dianjurkan untuk membatasi atau bahkan menghindarinya sama sekali.
Berikut sejumlah kondisi yang tak dianjurkan untuk makan atau minum jahe:
- Diabetes
Konsumsi jahe dalam bentuk olahan apa pun sebenarnya bermanfaat membantu menurunkan kadar glukosa darah.
Namun, penderita diabetes perlu memantau kadar gula darahnya dengan cermat jika mengonsumsi jahe dalam jumlah besar.
Mereka yang rutin minum obat diabetes, seperti insulin atau obat antidiabetes oral, pun wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai mengonsumsi jahe.
Konsultasi bertujuan untuk mengetahui dosis obat dan jahe yang perlu diminum agar gula darah tetap stabil dan tidak anjlok.
- Riwayat asam lambung
Orang yang memiliki riwayat penyakit asam lambung atau refluks asam juga harus mewaspadai asupan jahe.
Penyakit asam lambung adalah kondisi saat cairan asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan.
Dipicu pola makan tak teratur dan stres, penderita umumnya akan merasakan gejala seperti nyeri panas di dada atau heartburn setelah makan dan memburuk ketika berbaring.
Dikutip dari Medical News Today, asupan jahe berlebihan dapat memperburuk gejala asam lambung.
- Tekanan darah tinggi
Orang dengan tekanan darah tinggi perlu berhati-hati saat mengonsumsi rimpang jahe dalam bentuk apa pun.
Bukan karena jahe meningkatkan tekanan darah, melainkan efeknya yang dinilai cukup efektif dalam mengontrol tensi.
Faktanya, beberapa penelitian, seperti penelitian pada 2019 yang diterbit dalam Phytotherapy Research menunjukkan, jahe dapat menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi.
Namun, orang yang rutin minum obat untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dan mengonsumsinya bersama jahe, justru berisiko membuat tensi anjlok.
Oleh karena itu, perlu konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat maupun jahe yang akan dikonsumsi.
- Hemofilia
Dilansir dari laman Well and Good, kekhawatiran paling penting saat mengonsumsi rimpang ini adalah orang yang memiliki kelainan darah seperti hemofilia.
Hemofilia adalah kondisi medis saat darah sulit membeku. Gangguan ini ditandai dengan kemunculan banyak memar, nyeri dan pembengkakan sendi, serta darah yang tak berhenti mengalir saat terluka.
Jahe memiliki sifat antikoagulan atau pengencer darah yang ringan, sehingga dapat meningkatkan risiko pendarahan pada orang dengan hemofilia.
- Konsumsi obat pengencer darah
Karena sifat antikoagulannya, siapa pun yang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin atau aspirin, juga perlu berhati-hati terhadap jahe.
Sebab, rutin mengonsumsi jahe bersamaan dengan obat-obatan tersebut berpotensi memperkuat efek pengencer darah.
Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memperburuk pendarahan atau memar yang berlebihan pada tubuh.
Warfarin atau aspirin sendiri biasanya dikonsumsi oleh orang dengan penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, serta pasca-operasi penggantian katup jantung, untuk mencegah pembekuan darah.