Hajinews.co.id – Dalam pertarungan demokrasi ini, kecurangan atau pelanggaran pemilu jelas dilakukan oleh pasangan calon. Bahkan, menurut Feri Amsari,Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas, pasangan calon tidak lagi merasa malu atau minder untuk menjaga citranya sebagai warga negara yang taat hukum.
“Iya inilah yang kita saksikan dan rasakan sekarang pelanggaran terjadi di mana-mana,” ujarnya, Rabu (3/1).
Pelanggaran yang masif terjadi tersebut tidak datang begitu saja tapi ada pencetus yang kemudian pelanggaran lainnya muncul seakan ada yang melindungi.
“Menurut saya berbagai kecurangan, pelanggaran yang terjadi dilakukan yang melibatkan aparat bermuara dari sikap presiden yang cawe-cawe dalam pemilu dan melibatkan anak kandungnya dalam pertarungan demokrasi kali ini,” ucapnya.
Presiden Joko Widodo dinilai Feri melihat banyak kelemahan kesadaran publik dalam demokrasi dan menggunakan celah itu agar dapat menyelamatkan kepentingan keluarga dan kepentingan politik tertentu.
“Tentu saja presiden menyelamatkan upaya kepentingan cawe-cawe apalagi anaknya secara terbuka dilibatkan. Maka hampir bisa dipastikan tidak bisa independen dalam urusan politik karena ada kepentingan di dalamnya lalu dengan sengaja membiarkan aparat negara terlibat bahkan sengaja aparat pemerintah desa untuk terus terlibat,” tukasnya.
Sumber: mediaindonesia