Apa Yang Kau Cari, Jokowi ?

Apa Yang Kau Cari Jokowi ?
Presiden Jokowi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



by M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Hajinews.co.id – Dalam film Asrul Sani “Apa Jang Kau Tjari, Palupi ?” produksi tahun 1969 diceritakan bahwa Palupi tidak tahan hidup apa adanya dengan Haidar suaminya, pengarang idealis. Berkat teman Haidar bernama Chalil jadilah Palupi artis film. Akibat terayu Sugito, Palupi lepas dari Haidar dan jatuh ke pelukan Sugito, seorang pengusaha kaya. Palupi menikmati kesenangan duniawi. Kecewa atas nasib Palupi, Chalil hanya bisa bertanya “Apa jang kau tjari, Palupi ?”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Haidar masih sempat menilai mantan istrinya yang hanya mencari kesenangan sekarang. Gumamnya “ia begitu gelisah seolah-olah ingin berlomba-lomba dengan bayang-bayangnya sendiri”. Palupi berucap “Aduh, gelap betul disini”. Chalil berujar ” Yah, di dalam dunia angan-angan, yang terang bisa kelihatan gelap”. Membuat rumah yang tidak pernah ada, bagai dalam mimpi buruk. Sebuah kesenangan dalam kegelisahan.

Jokowi yang tidak bisa hidup apa adanya seusai berkuasa memang gelisah dan ingin tetap berada di ruang kesenangan panjang. Ia lepas dari Megawati dan mencoba hidup bersama Prabowo. Memasuki ruang angan-angan yang sebenarnya gelap.
Ketika tiga periode tidak berhasil didapat, ia menjual Gibran dengan tukaran harga diri. Ketidakpedulian atas penilaian orang banyak. Pantas jika kolega bertanya “apa yang kau cari, Jokowi ?”.

Sugito mengobrol dengan Cholil tentang kehidupan di ruang pesta. Menurut Sugito tamu-tamunya ada tiga model, yaitu :

Pertama, “sesama pengusaha” yang selalu “senyum profesional” memuji-muji sambil mencari kesempatan untuk “menggorok leher saya”.

Kedua, ” pembesar pemerintahan dan orang politik”. Mereka “kembang semusim” disayang-sayang dan dipuji-puji selama masih berkuasa. Ongkosnya mahal.

Ketiga, para “benalu” yang selalu berkantor di kantong saku. Mungkin para punakawan, petugas bayaran yang tingkat kesetiaannya tergantung sisipan isi kantong.

Istana adalah ruang pesta yang berkilau cahaya. Tetapi diisi oleh orang-orang yang gelap mata dan gelap hati. Pemburu fatamorgana kekuasaan palsu. Berkeliling para benalu yang memuji bertalu-talu. Politisi bermulut bau dan pengusaha penggorok berkumpul disitu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *