Hikmah Siang: Apakah Pembagian Tauhid Menjadi 3 Ini Seperti Trinitas?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Pertanyaan:
Ustadz, ada yang mengatakan bahwa keyakinan bahwa tauhid dibagi menjadi tiga: rububiyah, uluhiyah, asma wa sifat, ini adalah akidah wahabi dan merupakan tauhid trinitas seperti orang nashari. Bagaimana menanggapi pernyataan seperti ini?

Jawaban:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-shalatu wassalamu ‘ala Nabiyyina Muhammadin, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Amma ba’du,

Pertama, pembagian tauhid menjadi tiga, yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma wa sifat, ini adalah keyakinan para ulama Ahlussunnah sejak dahulu.

Abu Hanifah (wafat 150H) rahimahullah mengatakan:

وَالله تَعَالَى يُدعى مِن أعلى لَا من أَسْفَل؛ لأنَّ الأَسْفَل لَيْسَ من وصف الربوبية والألوهية فِي شَيْء

“Dan kita berdoa kepada Allah ke atas bukan ke bawah. Karena bawah bukanlah sifat rububiyah Allah dan bukan sifat uluhiyah sama sekali” (Al-Fiqhul Absath, hal. 51).

Ath-Thabari (wafat 310H) rahimahullah mengatakan:

وله خَشَع من في السموات والأرض ، فخضع له بالعبودية وأقرَّ له بإفراد الربوبية ، وانقاد له بإخلاص التوحيد والألوهية طوعاً وكرهاً

“Semua makhluk di langit dan di bumi tunduk kepada Allah dan merendahkan diri mereka kepada Allah dalam rububiyah, dan mereka semua menetapkan rububiyah Allah. Dan mereka semua wajib taat kepada Allah dengan mengikhlaskan tauhid uluhiyah, baik suka atau tidak suka” (Tafsir Ath-Thabari, 3/455).

Ibnu Bathah (wafat 304H) rahimahullah mengatakan:

الإيمان بالله الذي يجب على الخلق اعتقاده في إثبات الإيمان به ثلاثة أشياء:

أحدها: أن يعتقد العبد ربانيته ليكون بذلك مبايناً لمذهب أهل التعطيل الذين لا يثبتون صانعاً.

والثاني: أن يعتقد وحدانيته ليكون مبايناً بذلك مذاهب أهل الشرك الذين أقروا بالصانع وأشركوا معه في العبادة غيره.

والثالث: أن يعتقده موصوفاً بالصفات التي لا يجوز إلا أن يكون موصوفاً بها من العلم والقدرة والحكمة وسائر ما وصف به نفسه في كتابه.

“Iman kepada Allah yang wajib diyakini oleh para makhluk ada tiga macam:

Pertama, menyakini rabbaniyah Allah, yang ini membedakan diri kita dengan madzhab ahlut ta’thil (ateis) yang tidak meyakini adanya pencipta.

Kedua, meyakini wahdaniyah Allah, yang ini membedakan diri kita dengan madzhab pelaku kesyirikan yang meyakini adanya pencipta namun menyekutukan-Nya dalam ibadah.

Ketiga, meyakini bahwa Allah disifati dengan sifat-sifat yang tidak boleh untuk disematkan kepada-Nya kecuali ada dalil yang menyebutkan sifat tersebut, seperti sifat al-ilmu, al-qudrah, al-hikmah, dan sifat-sifat lainnya yang Allah sebutkan di dalam Kitab-Nya” (Mukhtashar Al-Ibanah karya Ibnu Bathah, hal. 150).

Ibnu Abil Izz Al-Hanafi (wafat 792H) rahimahullah mengatakan:

التوحيد يتضمن ثلاث أنواع : أحدهما : الكلام في الصفات والثاني : توحيد الربوبية وبيان أن الله وحده خالق كل شيء والثالث : توحيد الألوهية ، وهو استحقاقه  أن يُعبد وحده لا شريك له

“Tauhid terbagi menjadi tiga: Yang pertama, pembahasan tentang sifat Allah, yang kedua, tauhid rububiyah dan penjelasan bahwa Allah satu-satunya pencipta segala sesuatu, yang ketiga, tauhid uluhiyah, yang mana Allah satu-satunya yang berhak diibadahi semata tidak ada sekutu baginya.” (Syarah Al-Aqidah Ath-Thahawiyah)

Ibnu Katsir (wafat 774H) rahimahullah dalam Tafsir Al-Qur’anil Azhim, pada penjelasan surat Ath-Thur ayat 35, beliau mengatakan:

هذا المقام في إثبات الربوبية وتوحيد الألوهية (أم خلقوا من غير شيءٍ أم هم الخالقون)

“[Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri]. Ayat ini menetapkan tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah“

Sumber: konsultasi syariah

@fawaid_kangaswad

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *